AS Diam-Diam Temui Hamas, Trump Berikan Peringatan Terakhir

8 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (5/3/2025) memberikan peringatan terakhir kepada Hamas agar segera membebaskan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza. Ultimatum ini disampaikan dengan nada tajam, tidak lama setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah mengirimkan seorang utusan khusus untuk menggelar pembicaraan langsung dengan kelompok militan tersebut.

Dalam pernyataan yang diunggah di platform Truth Social, Trump menegaskan bahwa dirinya memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk menyelesaikan konflik dengan Hamas.

"Bebaskan semua sandera sekarang, bukan nanti, dan segera kembalikan semua jenazah orang-orang yang kalian bunuh, atau ini akan BERAKHIR bagi kalian," ujar Trump. "Hanya orang sakit dan keji yang menyimpan jenazah, dan kalian adalah orang-orang sakit dan keji!"

Pernyataan keras Trump ini muncul setelah Gedung Putih mengonfirmasi adanya pembicaraan langsung antara pejabat AS dan perwakilan Hamas. Langkah ini menandai perubahan besar dalam kebijakan luar negeri AS yang selama ini menolak berhubungan langsung dengan Hamas sejak kelompok tersebut ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Luar Negeri AS pada 1997.

Pembicaraan ini berlangsung di Doha, Qatar, dan menjadi dialog langsung pertama antara kedua belah pihak. Sementara itu, kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih dalam ketidakpastian.

Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyatakan bahwa Trump telah memberikan wewenang kepada para utusannya untuk "melakukan pembicaraan dengan siapapun yang diperlukan" demi kepentingan rakyat Amerika.

"Dialog dan komunikasi dengan berbagai pihak di seluruh dunia adalah bagian dari upaya Presiden untuk mengambil langkah terbaik bagi kepentingan rakyat Amerika," ujarnya, dilansir The Associated Press.

Leavitt juga menegaskan bahwa Israel telah dikonsultasikan terkait perundingan langsung antara AS dan Hamas. "Ada nyawa warga Amerika yang dipertaruhkan," katanya.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi dengan pernyataan singkat bahwa "Israel telah menyampaikan posisinya kepada AS mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas."

Keberadaan Sandera dan Upaya Pembebasan

Berdasarkan informasi dari pejabat Israel, sekitar 24 sandera yang masih hidup, termasuk seorang warga negara AS bernama Edan Alexander, serta jenazah setidaknya 35 orang lainnya, masih ditahan di Gaza.

Utusan khusus AS yang memimpin perundingan langsung dengan Hamas adalah Adam Boehler, seorang kandidat yang dinominasikan Trump sebagai utusan khusus untuk urusan sandera. Boehler, yang juga merupakan CEO Rubicon Founders, sebelumnya pernah menjadi negosiator utama dalam perjanjian Abraham Accords, yang bertujuan untuk meningkatkan pengakuan dunia Arab terhadap Israel.

Menurut seorang pejabat Hamas yang berbicara secara anonim, pembicaraan yang berlangsung bulan lalu tersebut berfokus pada pembebasan sandera Amerika serta potensi penghentian perang dengan syarat Hamas tidak lagi berkuasa di Gaza.

"Belum ada kemajuan signifikan, tetapi langkah ini sendiri menjanjikan," ujar pejabat Hamas tersebut.

Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa pembicaraan tambahan diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Perundingan ini diatur dengan bantuan mediator dari Mesir dan Qatar.

Masa Depan Gencatan Senjata

Keputusan Trump untuk terlibat langsung dalam perundingan ini terjadi di tengah ketidakpastian terkait keberlanjutan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Meski demikian, Trump mengindikasikan bahwa ia tidak akan menekan Netanyahu untuk menahan diri dari kembali melancarkan serangan ke Gaza jika Hamas tidak setuju dengan syarat gencatan senjata baru.

Sementara itu, usulan baru dari AS yang dirancang oleh utusan khusus Steve Witkoff mengajukan ketentuan bahwa Hamas harus membebaskan separuh dari sandera yang tersisa sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata dan janji untuk menegosiasikan perdamaian permanen.

Namun, berbeda dengan kesepakatan sebelumnya, Israel tidak mencantumkan persyaratan pembebasan tahanan Palestina sebagai bagian dari tahap awal.

Pada hari yang sama, Trump menyambut delapan mantan sandera di Gedung Putih, termasuk Iair Horn, Omer Shem Tov, Eli Sharabi, Keith Siegel, Aviva Siegel, Naama Levy, Doron Steinbrecher, dan Noa Argamani.

"Presiden mendengarkan dengan penuh perhatian kisah-kisah memilukan mereka," ujar Leavitt. "Para sandera mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump atas upaya teguhnya dalam membawa pulang semua sandera."


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Netanyahu Tolak Usulan Gencatan Senjata Permanen Dari Hamas

Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|