AS Tuding Indonesia Membangkang, Kesepakatan Dagang dengan Trump Terancam Batal?

21 hours ago 3

Presiden AS Donald Trump didampingi kepala negara lain termasuk Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri KTT Perdamaian Internasional Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 13 Oktober 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) yang dicapai dengan Indonesia pada Juli lalu terancam batal. Hal ini karena Jakarta disebut mundur dari sejumlah komitmen yang telah disepakati sebagai bagian dari perjanjian tersebut. Hal ini diungkapkan seorang pejabat AS pada Selasa (9/12/2025), dilansir dari Reuters.

"Mereka mengingkari apa yang telah kita sepakati pada bulan Juli," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, tanpa memberikan detail mengenai komitmen spesifik yang dipertanyakan.

Kedua negara pada Juli menyebut bahwa Indonesia sepakat menghapus tarif atas lebih dari 99 persen barang AS dan menghapus seluruh hambatan non-tarif terhadap perusahaan-perusahaan Amerika, sementara AS akan membatalkan tarif yang sempat diancamkan terhadap produk Indonesia menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen.

Presiden AS Donald Trump pertama kali mengumumkan kesepakatan tersebut pada 15 Juli, dan menyebutnya sebagai kemenangan besar untuk industri otomotif, teknologi, petani, dan manufaktur di AS. Namun, pejabat Indonesia telah memberi tahu Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, bahwa Jakarta tidak dapat menyetujui beberapa komitmen yang bersifat mengikat dan ingin menyusunnya kembali, ujar pejabat tersebut.

Sumber pejabat itu meyakini bahwa langkah tersebut akan menghasilkan perjanjian yang lebih buruk bagi AS dibandingkan dua kesepakatan terbaru yang telah dibuat dengan dua negara Asia Tenggara lainnya, Malaysia dan Kamboja. Hal ini mengonfirmasi laporan Financial Times yang diterbitkan lebih awal pada Selasa (10/12/2025).

Financial Times melaporkan bahwa pejabat AS menilai Indonesia sedang mengalami kemunduran terkait penghapusan hambatan non-tarif atas ekspor industri dan pertanian dari AS, serta komitmen untuk mengambil langkah pada isu perdagangan digital. Meski begitu, tidak ada komentar langsung yang tersedia dari USTR.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent pekan lalu mengatakan dalam sebuah acara New York Times Dealbook bahwa Indonesia "membangkang" terkait kesepakatan dagangnya dengan AS, namun tidak menjelaskan lebih lanjut. Malaysia, sebaliknya, dinilai bertindak lebih kooperatif dan telah menghapus ribuan tarif, sehingga perdagangan antara AS dan negara tersebut berjalan jauh lebih baik.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|