Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing, akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 2.500 pekerja. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari pemangkasan besar-besaran.
Mengutip Reuters pada Selasa (19/11/2024), Boeing akan memberhentikan lebih dari 2.500 pekerja di negara bagian Washington, Oregon, South Carolina, dan Missouri. Hal ini tercatat dalam dokumen yang diwajibkan pemerintah federal yang diunggah pada Senin (18/11/2024) dan informasi dari seorang pejabat serikat pekerja.
Boeing, yang sedang terlilit utang itu, berencana untuk memangkas 17.000 pekerjaan atau 10% dari tenaga kerja globalnya. Hampir 2.200 pemberitahuan PHK diberikan kepada pekerja di Washington dan 220 lainnya di South Carolina, dua negara bagian tempat Boeing membangun pesawat komersial.
Raksasa kedirgantaraan itu mulai memberi tahu pekerja AS yang terdampak pada Rabu bahwa mereka akan tetap bekerja di Boeing hingga 17 Januari, untuk mematuhi persyaratan federal guna memberi tahu karyawan setidaknya 60 hari sebelum mengakhiri masa kerja mereka.
Berita bahwa Boeing akan mengirimkan Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja (WARN) pada pertengahan November sudah diperkirakan sebelumnya. Putaran berikutnya diperkirakan akan dilakukan pada Desember.
Boeing juga dapat menggunakan pengurangan tenaga kerja, perekrutan selektif, dan penjualan anak perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja.
Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional (IAM) District Lodge 837 di St. Louis mengatakan Boeing mengirimkan pemberitahuan kepada 111 anggota, yang sebagian besar membuat komponen sayap untuk 777X.
Seorang insinyur di Boeing Defense, Space & Security mengatakan semua kecuali dua atau tiga anggota dari timnya yang beranggotakan 12 orang diberhentikan, sementara yang lain mengatakan dia adalah satu-satunya dari sekitar 20 orang timnya yang menerima WARN.
Spirit Airlines
Sementara itu, maskapai penerbangan murah (low-cost) Spirit Airlines pada Senin mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan kebangkrutan sebagai bagian dari perjanjian restrukturisasi dengan para kreditornya.
Maskapai tersebut mengatakan bahwa mereka telah sepakat dengan mayoritas kreditornya untuk mengurangi utangnya, melalui suntikan dana sebesar US$350 juta dari pemegang obligasi yang ada.
"Spirit telah menerima komitmen yang didukung untuk investasi ekuitas sebesar $350 juta dari pemegang obligasi yang ada dan akan menyelesaikan transaksi deleveraging untuk mengkapitalisasi US$795 juta dari utang yang didanai," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Spirit mengatakan bahwa mereka berencana untuk terus beroperasi selama prosedur ini, dan penumpang dapat "terus memesan dan terbang tanpa gangguan" termasuk menggunakan kredit dan poin loyalitas mereka.
Selain itu, pekerja di maskapai itu akan terus dibayar dan begitu pula pemasok dan penyewa pesawat. Spirit juga mengatakan pihaknya berharap untuk dihapuskan dari Bursa Efek New York "dalam waktu dekat" tanpa menyebutkan tanggalnya.
Sahamnya telah anjlok hampir 90 persen selama setahun terakhir. Grup yang berbasis di Florida, yang membukukan kerugian selama 11 kuartal berturut-turut hingga Agustus mengindikasikan awal bulan ini bahwa mereka tidak akan dapat menerbitkan hasilnya untuk kuartal ketiga tahun 2024.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Maskapai AS Ditembak Peluru, Pramugari Terluka
Next Article 40 Maskapai Penerbangan Waspada, Sistem Kemudi Boeing 737 Bermasalah