Google Makin Kuno, Aplikasi Penggantinya Lebih Canggih

1 month ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua layanan mesin pencari bersatu untuk melawan dominasi Google. Ecosia dan Qwant pada pekan ini mengumumkan indeks pencarian khusus di Eropa untuk mengurangi ketergantungan mereka dengan raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS).

Joint venture kedua perusahaan dinamai 'European Search Perspective' atau EUSP. Kepemilikannya dibagi rata 50-50, dikutip dari CNBC International, Rabu (13/11/2024).

Layanan pencarian gabungan itu ditargetkan meluncur di Prancis pada awal 2025 mendatang. Mereka ingin meningkatkan hasil pencarian yang hiperlokal dengan bahasa Jerman dan Prancis. Dengan begitu, hasil pencarian akan lebih relevan ke pengguna.

Ecosia berbasis di Berlin, sementara Qwant bermarkas di Paris. Qwant merupakan mesin pencari yang fokus pada privasi dan berkomitmen untuk tidak menjual data pribadi pengguna ke pengiklan.

Sementara Ecosia merupakan mesin pencari yang fokus pada isu keberlanjutan. Perusahaan berkomitmen menanam satu pohon untuk setiap 50 pencarian di platformnya.

Infrastruktur pencarian merupakan instrumen penting untuk akses web di internet. Saat ini, Google sebagai mesin pencari terbesar mendominasi pasar tersebut dengan 90% pangsa pasar di dunia.

Ecosia dan Qwant yang juga merupakan mesin pencari selama ini masih bergantung pada infrastruktur milik perusahaan seperti Microsoft dan Google pada aspek back-end untuk melayani pengguna.

Christian Kroll yang merupakan CEO Ecosia mengatakan bahwa inisiatif untuk membangun infrastruktur dan indeks pencarian secara mandiri bersama Qwant dimungkinkan oleh aturan kompetisi yang digencarkan Uni Eropa.

Digital Markets Act (DMA) yang memerangi monopoli raksasa teknologi terbukti mampu mendorong kompetisi yang sehat, sebab raksasa teknologi dituntut untuk menjalankan bisnis yang lebih adil.

Dengan begitu, pengguna memiliki opsi untuk menggunakan mesin pencari terbaik. Perusahaan pun akan termotivasi menghadirkan inovasi terus-menerus, ketimbang terus-terusan dipaksa untuk menggunakan Google.

Ecosia dan Qwant mengatakan indeks pencarian baru mereka akan mengedepankan privasi dan relevansi.

"Kami perusahaan Eropa perlu membangun teknologi yang memastikan tak ada campur tangan keputusan pihak ketiga yang bisa membahayakan bisnis kami," kata CEO Qwant, Olivier Abecassis, dikutip dari CNBC International, Rabu (13/11/2024).

"Ini bukan soal melawan AS atau perusahaan AS. Ini soal kedaulatan bisnis dan perusahaan kami," ia menambahkan.

Penggunaan AI pada Pencarian

Salah satu yang digenjot dari joint venture Ecosia dan Qwant adalah membangun mesin pencari dari awal dan menawarkan pool data yang aman dan transparan untuk teknologi AI, menurut kedua perusahaan.

Raksasa mesin pencari seperti Google milik Alphabet dan Bing milik Microsoft sudah menyediakan pencarian berbasis AI. Namun, isu keamanan masih menjadi persoalan penting yang ingin diselesaikan oleh Ecosia dan Qwant.

"Mereka tahu bahwa mereka memiliki sumber daya yang sangat penting untuk perubahan paradigma [AI] ini," kata Kroll.

"Ya, Anda memerlukan model bahasa yang besar untuk memiliki chatbot yang bagus. Namun Anda juga memerlukan akses ke indeks yang bagus," ia menambahkan.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Google Pixel Senasib Dengan Iphone 16, Dilarang Dijual di RI

Next Article Aplikasi Pengganti Google Makin Ramai, Ternyata Bawa Petaka Besar

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|