Jakarta, CNBC Indonesia - Pemilik raksasa pembuat chip NVIDIA, Jensen Huang mengunjungi Indonesia. Pria berharta US$129,3 miliar atau Rp2.055,65 triliun itu mengungkapkan bagaimana NVIDIA bisa menjadi sukses.
Huang mengatakan perusahaan yang ia dirikan itu bisa sukses bukan karena hasil persaingan dalam "perlombaan" atau mengikuti tren. Melainkan, karena NVIDIA terus memilih tantangan yang sangat sulit, bahkan dianggap mustahil.
"Dan alasannya adalah karena dalam hampir semua hal yang kita lakukan, tidak ada persaingan," kata Huang dalam acara Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (14/11) lalu.
Ia mengatakan NVIDIA memakai pendekatan yakni mengejar tantangan-tantangan yang sering kali dianggap mustahil.
Saat perusahaan itu didirikan 33 tahun yang lalu, produk pertamanya bahkan dinilai tidak mungkin diwujudkan, namun NVIDIA terus berinovasi.
"Begitulah yang terjadi dalam lingkaran. Dahulu kala, 33 tahun yang lalu, produk pertama NVIDIA dianggap mustahil. Dan butuh waktu bertahun-tahun bagi kami untuk mewujudkannya," ujar Huang.
Kini, nilai pasar NVIDIA tembus US$3.621 triliun atau setara Rp56 ribu triliun. Posisi NVIDIA mengalahkan dedengkot teknologi lainnya seperti Apple, Microsoft, hingga Alphabet induk Google.
Karena kepemilikan Huang di saham NVIDIA sebesar 3,5%, ia berada di posisi ke-9 orang terkaya di dunia edisi Forbes.
Ia memiliki pesan khusus bagi generasi muda Indonesia. Ia mengingatkan bahwa pendidikan merupakan hal penting dan sebisa mungkin semua orang mendapatkan akses yang merata.
"Sains, matematika, dan seni liberal sangat penting. Saya berharap kalian mendedikasikan waktu untuk menjadi murid terbaik sebisa kalian," katanya.
Kendati demikian, Huang mengatakan anak muda juga perlu beradaptasi dengan kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kian marak dan akan mengubah banyak hal di masa depan.
"Ingat, 100% anak muda saat ini harus terhubung dengan AI," ujarnya.
Ia mengatakan AI akan terintegrasi lebih dalam sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. AI akan menjadi tutor personal bagi anak muda, sehingga bisa mengembangkan potensi mereka lebih jauh lagi.
"Bayangkan memiliki Aristoteles kalian sendiri, guru kalian sendiri. Guru ini akan tinggal bersama kalian sepanjang hidup kalian. AI akan tumbuh bersama kalian dan menjalani hidup bersama kalian," ia menuturkan.
"Gunakan AI untuk mengangkat kalian, meningkatkan kemampuan kalian, dan melangkah sejauh yang kalian bisa," pungkasnya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bantu Inklusi Keuangan RI, Fintech Perluas Kredit UMKM
Next Article Manusia Rp 1.800 T Makin Kaya, Bagikan Rahasia Tajir Melintir