Warga memegang poster Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Iran, Jumat, 20 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan bahwa negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) soal program nuklir tidak akan berpihak pada kepentingan negaranya, seraya mengilustrasikan negosiasi itu sebagai jalan buntu. Pernyataannya itu sebagai sinyal pendirian tanpa kompromi Teheran menyongsong sanksi dari dunia Internasional yang kemungkinan akan diterapkan dalam waktu dekat.
"Pembicaraan dengan AS menggambarkan 'sebuah jalan buntu'," kata Khamenei dalam pidato yang siarkan stasiun television nasional Iran Selasa (23/9/2025), dilansir India Today.
Khamenei menambahkan, "AS telah mengumumkan hasil negosiasi lebih dulu. Keputusannya adalah penutupan aktivitas nuklir dan pengayaan (uranium). Itu adalah pendiktean, pembebanan."
Khamenei menyoroti pemaksaan AS terhadap Iran untuk tidak bisa melakukan pengayaan uranium dan dia pun menegaskan negaranya tidak akan menyerah. Ia pun kembali menegaskan, bahwa "Kami tidak memiliki bom nuklir dan tidak akan memilikinya, dan kami tidak punya rencana untuk menggunakan senjata nuklir."
Pidato Khamenei disiarkan kala Eropa termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris mendesak Teheran untuk melanjutkan pembicaraan pangsung dengan AS dan mengizinkan inspektorat Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengakses situs-situs nuklir Iran. Ia menegaskan posisi Iran bahwa, program nuklirnya untuk perdamaian dan menyinggung serangan AS dan Israel pada Juni lalu dengan, "Sains tidak akan bisa dihancurkan dengan ancaman dan pengeboman."