Pengamen di Kawasan Malioboro Akan Ditata, Dilarang Kejar-Kejar Wisatawan

1 hour ago 4

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA - Pemerintah Kota Yogyakarta akan melakukan penataan terhadap keberadaan pengamen di kawasan Malioboro dan sekitarnya. Langkah ini dilakukan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Yogyakarta yang jatuh pada Oktober 2025 mendatang.

Tak bisa dipungkiri keberadaan pengamen ini memang kian memadati kawasan Malioboro. Jumlah yang terus bertambah dan cara mereka mengamen yang kerap mengejar-ngejar wisatawan dinilai mulai mengganggu kenyamanan publik.

"Kami akan menertibkan (pengamen yang ada di kawasan -red) Malioboro, ya. Karena nanti hari jadi Kota Yogyakarta pada Oktober itu juga akan banyak perubahan, harapan saya ada perubahan-perubahan dan praktik baik yang terjadi di Sumbu Filosofi," kata Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo kepada wartawan, Rabu (24/9/2025).

Hasto mengatakan penataan ini bertujuan untuk menciptakan suasana kota yang lebih tertib dan nyaman, khususnya di kawasan Malioboro yang merupakan bagian dari Sumbu Filosofi, wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Para pengamen itu akan ditata dan hanya boleh tampil di titik-titik tertentu. "Pengamen itu kita tentukan tempatnya. Ada titik-titik yang saya tentukan nanti, di mana yang boleh ngamen dan di mana yang semua ada pengamen terus nggak boleh gitu," ungkapnya.

Sebagai bagian dari penataan, Pemkot juga akan membatasi jumlah pengamen melalui sistem kuota. Apabila jumlah sudah mencukupi, pendaftaran pengamen baru akan ditutup sementara.

"Ini pengamen di kota juga ada kuotanya. Ya ketika pengamennya sudah cukup ya kita moratorium, ya untuk tidak ada pengamen baru gitu. Ya sudah pengamen yang sudah terdaftar kita tata gitu," kata Hasto.

Saat ditanya di mana saja titik yang disiapkan, Hasto menyampaikan proses pemetaan titik-titik yang diperbolehkan untuk mengamen masih berlangsung dan ditargetkan rampung dalam waktu dekat. Kawasan antara Tugu Jogja hingga Titik Nol Kilometer akan menjadi prioritas penertiban, dan pengamen dilarang berpindah-pindah termasuk mendatangi wisatawan langsung.

"Baru saya minta untuk dipetakan, ini mungkin seminggu lagi selesai memetakan," katanya.

"Yang pasti, pengamen yang ada di Tugu sampai ke Titik Nol tidak boleh door to door itu juga sebagai penanda karena nanti akan ditentukan ada 5 sampai 10 titik yang boleh ada pengamen," ujarnya menambahkan.

Dinas Kebudayaan juga diminta untuk mempertimbangkan dukungan anggaran agar para pengamen tetap bisa berekspresi secara layak, tanpa harus bersikap memaksa terhadap pengunjung. Hasto juga berharap penataan ini menjadi solusi jangka panjang atas maraknya pengamen di Malioboro, sekaligus memperkuat citra kawasan wisata utama Yogyakarta sebagai ruang publik yang nyaman, aman, dan tetap memberi ruang bagi ekspresi seni.

"Saya memang bilang sama Dinas Kebudayaan, tolonglah kalau bisa dianggarkan dari anggaran untuk pentas seni budaya atau apa, atau mungkin jika dimungkinkan dana istimewa untuk ngopeni pengamen-pengamen ini, biar dia bisa ngamen tanpa harus ngejar-ngejar pada orang (wisatawan)," ujarnya.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|