Bahlil Tegaskan tidak Ada Impor Solar Lagi Tahun Depan

2 hours ago 4

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia mencapai nihil impor bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar mulai 2026. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia mencapai nihil impor bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar mulai 2026. Target tersebut dipasang seiring rencana beroperasinya penuh proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan sebagai penopang utama pasokan Solar nasional.

Kementerian ESDM menyiapkan kebijakan swasembada Solar dengan bertumpu pada peningkatan kapasitas pengolahan kilang domestik. RDMP Balikpapan diproyeksikan memberi tambahan produksi signifikan sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada pasokan impor.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, jika RDMP Balikpapan telah beroperasi penuh, Indonesia berpotensi mengalami surplus Solar dalam jumlah besar. “Solar tahun 2026, kalau RDMP sudah jadi, kita akan surplus sekitar 3 sampai 4 juta kiloliter. Jadi agenda kami di 2026 tidak ada impor Solar lagi,” kata Bahlil usai meninjau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta, dikutip Selasa (30/12/2025).

Pemerintah tetap menyiapkan langkah antisipatif terkait waktu operasional kilang. Kementerian ESDM menyesuaikan kebijakan impor dengan kesiapan infrastruktur serta jadwal produksi yang dijalankan PT Pertamina (Persero) guna menjaga ketahanan stok nasional.

Bahlil menjelaskan, apabila operasional penuh RDMP Balikpapan baru tercapai pada Maret 2026, impor Solar dalam jumlah terbatas masih mungkin dilakukan pada awal tahun. “Kalau misalnya Maret baru bisa penuh, Januari dan Februari mungkin masih ada sedikit impor yang kita eksekusi. Itu akan kita exercise sesuai kebutuhan,” ujarnya.

Di luar target penghentian impor, pemerintah juga menyiapkan peta jalan peningkatan kualitas Solar dalam negeri. Saat ini Solar yang beredar memiliki angka setana (cetane number) 51, dan pemerintah mendorong peningkatan kualitas agar setara standar Euro 5.

Peningkatan kualitas tersebut memerlukan dukungan teknologi dan kesiapan infrastruktur kilang. Kementerian ESDM menilai modernisasi fasilitas pengolahan menjadi bagian dari agenda jangka menengah sektor energi nasional.

Bahlil menyampaikan, upaya menuju standar Euro 5 tetap dijalankan meski infrastruktur kilang belum sepenuhnya memadai. “Upaya ke arah Euro 5 terus kita lakukan. Infrastruktur memang belum sepenuhnya siap, tapi kita bergerak ke sana dan melakukan yang terbaik,” tuturnya.

Proyek RDMP Kilang Balikpapan berstatus Proyek Strategis Nasional dengan nilai investasi sekitar 7,4 miliar dolar AS atau setara Rp126 triliun. Proyek ini menjadi salah satu investasi terbesar BUMN di sektor energi untuk mengurangi impor BBM dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|