Jakarta, CNN Indonesia --
Banjir yang melanda RT 1 RW 3 Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur hingga ketinggian air 3,5 meter pada Selasa (4/3) mulai surut.
Pantauan CNNIndonesia.com sekitar pukul 16.30 WIB, ketinggian air di lokasi kini hanya sekitar 10 sampai 20 cm.
Lumpur tebal menutupi jalanan dan rumah warga yang sebelumnya tergenang air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah warga mulai membersihkan bagian dalam hingga halaman rumah mereka dari material lumpur sisa banjir.
Mereka juga tampak membersihkan bagian atas kusen pintu dari sejumlah sampah plastik pertanda air sempat menyentuh plafon rumah mereka.
Kendati demikian, hingga pukul 16.45 WIB listrik masih padam.
Syaibani, salah seorang warga Kelurahan Gedong RT 1 RW 3 Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengaku sempat ogah melakukan evakuasi ketika banjir melanda rumahnya pada Selasa (4/3) dini hari.
Syaibani mengira banjir kali ini adalah banjir kiriman dari Bogor seperti biasanya yang hanya akan setinggi mata kaki orang dewasa.
Pria yang sudah tinggal selama 5 tahun di Gedong ini menyebut mayoritas warga juga memiliki pemikiran yang sama.
Namun, mereka berubah pikiran ketika volume air perlahan naik signifikan ketika waktu sahur masih berlangsung.
"Enggak nyangka setinggi ini, akhirnya mereka (yang) bertahan di lantai dua, berhubung airnya makin naik itu ya dipaksa oleh tim SAR dipaksa untuk keluar," kata dia di lokasi.
"Termasuk saya juga tadi saya bertahan," sambungnya sambil tertawa.
Tak lama berselang, kata Syaibani, suasana semakin muram ketika listrik mulai dipadamkan jelang adzan subuh berkumandang.
Syaibani menyebut ketinggian level air bahkan menyentuh angka 3,5 meter seiring air kiriman terus mengalir.
"Ukuran (ketinggian air sampai) plafon lah," tutur dia.
Syaibani menjelaskan tidak ada tempat evakuasi yang dipersiapkan untuk warga yang terdampak banjir ini. Ia menyebut warga hanya mengungsi ke tetangga atau ke masjid terdekat.
Di sisi lain, Syaibani menyebut para warga terdampak juga telah menerima ragam bantuan yang diberikan pemerintah dan sejumlah pihak.
"Makanan, ada yang pakaian juga selimut segala macam lah. Sebetulnya kondisional sih sesuai kebutuhan masyarakat sini juga masing-masing RT kan beda," ujarnya.
Salah seorang warga, Syaibani mengatakan tim SAR sempat diterjunkan untuk melakukan evakuasi warga yang sempat enggan mengungsi.
Tak hanya itu, Syaibani juga menyatakan banjir kali ini adalah banjir paling parah selama dirinya tinggal di lokasi selama 5 tahun belakangan.
"Ini banjir yang paling parah. Iya (karena sampai 3,5 meter ketinggian air," kata dia saat ditemui di lokasi.
(fra/fra/mab)