Jakarta, CNBC Indonesia -Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) 2020-2024, Satya Widya Yudha mengatakan bahwa Indonesia merupakan negaraclimate change believer, bukan climate change denier seperti Amerika Serikat (AS). Satya mengatakan hal itu dibuktikan dengan adanya Nationally Determined Contributions (NDC).
"Kita sudah commit 2030 menurunkan sampai 446 juta ton atau 330 sekian juta ton kalau tanpa bantuan internasional," kata Satya dalamacara Special Dialogue Swasembada Energi CNBC Indonesia, dikutip Kamis (20/2/2025).
Oleh karena itu, Satya menegaskan bahwadi dalam menuju kepada pemenuhan penurunan daripada emisi karbon appetite-nya di sektor energi antara lain, renewables dan clean fossil. Ditambah lagi, intensitas emisi per kapita Indonesia, tidak sehebat negara maju. Indonesia berada di tengah-tengah dan belum sampai ke puncak, sehingga target NZE 2060 masih bisa dicapai.
Untuk diketahui,Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memerintahkan Amerika Serikat untuk kembali menarik diri dari Perjanijan Iklim Paris (Paris Agreement), yang bertujuan membatasi pemanasan global jangka panjang.
Langkah ini, yang diambil hanya beberapa jam setelah ia dilantik untuk masa jabatan kedua, Senin (20/1/2025), menandai jarak yang makin besar antara AS dan sekutu terdekatnya dalam upaya global melawan perubahan iklim.
Trump menggemakan langkahnya pada 2017 ketika dia mengumumkan penarikan AS dari Paris Agreement, perjanjian yang bertujuan menjaga kenaikan suhu global di bawah 2,7 derajat Fahrenheit (1,5 derajat Celsius) di atas tingkat pra-industri.
Trump juga mengirimkan surat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengindikasikan niatnya untuk menarik diri dari perjanjian 2015, yang memungkinkan negara-negara memberikan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka.
Perintah eksekutif Trump menyatakan bahwa Kesepakatan Paris adalah salah satu dari beberapa perjanjian internasional yang tidak mencerminkan nilai-nilai AS.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Strategi Kelistrikan Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8%
Next Article Gaspol! Prabowo Bakal Lanjutkan Hilirisasi Sampai Konsumen Akhir