Begini Ramalan Ray Dalio Soal Nasib RI Setelah Ada Danantara

13 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor ternama asal Amerika Serikat (AS) Ray Dalio yang dipercaya Presiden RI Prabowo Subianto untuk menjadi Dewan Pengawas Danantara mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki modal untuk menjadi negara maju.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar. Potensi tersebut dapat terdiri dari beberapa faktor, di antaranya, utang yang rendah dan memiliki kecukupan dana sebagai modal untuk investasi.

"Indikator-indikator tersebut meliputi tingkat utang yang relatif rendah, kemampuan untuk memiliki modal yang dapat diinvestasikan untuk menciptakan titik lepas landas (bagi perekonomian)," ujar Ray Dalio mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/3/2025).

Konglomerat berharta Rp 229,6 triliun tersebut optimis saat berdiskusi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto dan jajaran Kabinet Merah Putih, serta pengusaha kelas kakap di Indonesia di Istana Kepresidenan, Jumat 7 Maret 2025 lalu.

Dalam pertemuan tersebut, Ray membahas terkait sejumlah langkah agar Indonesia bisa jadi negara maju, khususnya dalam rangka meningkatkan ekonomi.

Bicara kecukupan modal, melalui dana investasi, Indonesia baru saja meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga ini akan mengelola kekayaan negara dalam bentuk dividen BUMN untuk diinvestasikan ke proyek-proyek pembangunan yang meningkatkan ekonomi.

Lembaga investasi tersebut nantinya akan mengelola aset BUMN hingga sebesar US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.678 triliun. Dana investasi yang akan dikelola Danantara, menurutnya, dapat menjadi modal utama agar Indonesia bisa lepas landas jadi negara maju.

"Begitu ada pembentukan modal yang dipadukan dengan potensi yang tinggi ini, Anda mendapatkan titik lepas landas yang terjadi," ungkapnya.

Di sisi lain, Ray juga mengungkapkan sejumlah hambatan yang menjadi tantangan utama bagi Indonesia untuk jadi negara maju. Menurutnya, ada lima hambatan RI untuk menjadi negara maju, yakni hambatan birokrasi, tantangan berusaha, tingkat kewirausahaan, pembentuk permodalan, hingga tingkat korupsi.

Namun, kata dia, hambatan tersebut juga terjadi di berbagai negara lain yang telah menjadi negara maju, dia menyebut Singapura dan China. Kedua negara tersebut juga pernah mengalami tantangan semacam itu.

"Dulu, melalui pengalaman saya, saya memiliki pengalaman nyata di negara-negara seperti Tiongkok, Singapura, dan sejumlah negara tempat saya melihat bagaimana transisi tersebut terjadi," ucapnya.

Ray menyebut, seorang pemimpin harus bisa mengendalikan situasi dan melakukan reformasi yang sangat sulit untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Ia meyakini, Presiden Prabowo bisa melakukan hal itu.

"Dan dari pembicaraan dengan Presiden Prabowo. Saya pikir dia bisa menjadi orang itu," ucapnya.

Dalam membantu Indonesia mewujudkan impian menjadi negara maju, Ray menyebut dirinya sudah memiliki koneksi dan mitra di berbagai negara yang ada di penjuru dunia. Bahkan, Ia menawarkan apabila pemerintah Indonesia butuh bantuan bisa saja potensi kerja sama dikembangkan.

"Kita sekarang memiliki lingkungan global di mana mereka dapat datang dan membantu merevitalisasi dan memodernisasi, serta meningkatkan efisiensi negara, jika itu diizinkan terjadi," pungkasnya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Anjlok Lebih dari 2%, Investor Khawatir Soal Danantara?

Next Article Superholding BUMN Bakal Mirip Temasek, Ini Profilnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|