REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Menjadi mahasiswa seringkali diibaratkan seperti memainkan permainan bertema survival: modal terbatas, tantangan banyak, namun semangat untuk bertahan dan berkembang tidak pernah padam. Di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Bekasi, banyak mahasiswa menjadikan hidup hemat sebagai bentuk latihan kemandirian. Bukan semata karena keterpaksaan, melainkan karena kesadaran bahwa uang saku tidak akan bertambah begitu saja.
Hidup hemat di kalangan mahasiswa UBSI tidak berarti hidup dalam kesusahan. Mereka belajar memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Dari pemahaman tersebut, muncul kebiasaan positif seperti menyusun anggaran bulanan, mencatat pengeluaran, serta menahan diri dari pengeluaran yang tidak perlu, seperti membeli kopi setiap sore.
Banyak mahasiswa juga memilih membawa bekal dari rumah, bukan karena pelit, tetapi karena makanan buatan sendiri memberikan ketenangan dan kepastian. Ada pula yang berangkat kuliah bersama teman untuk berbagi biaya transportasi, bahkan berjalan kaki sambil mendengarkan musik agar tetap terasa menyenangkan.
Menariknya, sebagian mahasiswa menjadikan keterbatasan ekonomi sebagai sumber kreativitas. Ada yang berjualan makanan ringan di kampus, membuka jasa desain untuk tugas kuliah, hingga menjadi pekerja lepas (freelancer) di dunia digital. Melalui kegiatan tersebut, mereka tidak hanya berhemat, tetapi juga belajar memahami bagaimana uang dapat bekerja untuk mereka.
Kepala Kampus UBSI Bekasi, Ahmad Fauzi, menyampaikan hidup hemat merupakan cerminan mahasiswa yang tangguh dan memiliki visi ke depan.
“Kami ingin mahasiswa UBSI belajar menghargai proses. Dari cara mereka mengelola keuangan, dapat terlihat bagaimana mereka kelak akan mengelola masa depan,” ujarnya.
Sebagai Kampus Digital Kreatif, UBSI tidak hanya mendorong mahasiswa untuk hidup hemat, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung agar mereka dapat belajar dengan nyaman tanpa biaya tambahan. Fasilitas tersebut meliputi ruang belajar, perpustakaan, serta akses internet gratis yang dapat dimanfaatkan untuk perkuliahan, riset, maupun kegiatan pengembangan diri.
Dari gaya hidup sederhana tersebut lahirlah pribadi-pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Di lingkungan kampus ini, hidup hemat bukanlah tanda kekurangan, melainkan bukti bahwa seseorang mampu menunda keinginan demi masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

2 hours ago
3
















































