Jakarta, CNBC Indonesia - Negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (UE) bersiap untuk memperkuat pertahanannya sendiri dengan mengucurkan dana senilai 800 miliar euro (Rp 13.800 triliun). Hal ini dilakukan menyusul sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang memberikan peringatan bahwa benua itu tidak dapat begitu saja bergantung pada Washington.
Secara rinci, pada pertemuan tinggi Eropa di Brussels, Selasa (4/3/2025), Komisi Eropa mengusulkan pinjaman gabungan UE baru senilai 150 miliar euro (Rp2.593 triliun) sebagai bagian dari pendanaan itu. Peminjaman bersama tersebut akan digunakan untuk membangun domain kemampuan pan-Eropa seperti pertahanan udara dan rudal, sistem artileri, rudal dan amunisi, drone dan sistem siber.
"Ini akan membantu negara anggota untuk menyatukan permintaan dan membeli bersama. Ini akan mengurangi biaya, mengurangi fragmentasi, meningkatkan interoperabilitas, dan memperkuat basis industri pertahanan kita," kata Presiden Komisi Ursula von der Leyen, dilansir Reuters.
Von der Leyen tidak memberikan kerangka waktu yang terperinci. Namun ia mengatakan pengeluaran perlu ditingkatkan "segera sekarang tetapi juga dalam jangka waktu yang lebih lama dalam dekade ini."
"Jika negara anggota meningkatkan pembelanjaan pertahanan mereka sebesar 1,5% dari PDB secara rata-rata, ini dapat menciptakan ruang fiskal mendekati 650 miliar euro," tambah von der Leyen.
Selain itu, Komisi mengusulkan agar uang yang diterima negara-negara dari apa yang disebut dana kohesi UE yang dirancang untuk menyamakan standar hidup di seluruh Eropa, juga dapat digunakan untuk tujuan pertahanan. Dana ini disebut telah mencapai 800 miliar euro.
"Eropa siap memikul tanggung jawabnya. Eropa dapat memobilisasi hampir 800 miliar euro untuk Eropa yang aman dan tangguh. Kami akan terus bekerja sama erat dengan mitra kami di NATO. Ini adalah momen bagi Eropa dan kami siap untuk melangkah maju," tuturnya lagi.
Trump, yang telah menimbulkan keraguan Eropa tentang komitmen AS terhadap aliansi keamanan NATO, mengatakan anggota NATO di Eropa harus membelanjakan 5% dari PDB untuk pertahanan. Angka ini saat ini tidak dicapai oleh anggota NATO mana pun termasuk AS.
Ia juga telah menghentikan bantuan militer ke Ukraina untuk perang Kyiv dengan Rusia setelah bentrokan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu lalu. Hal ini kemudian membuat Eropa mencoba mencari tahu bagaimana harus bereaksi.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Salahkan Ukraina Atas Perang Dengan Rusia
Next Article 'Ancaman' Halus Rusia untuk Trump, Bisa Bernasib Sama seperti JFK