BI Bakal Luncurkan Instrumen Investasi Baru, Tenor Hingga 12 Bulan

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyampaikan akan segera meluncurkan BI-FRN (Floating Rate Note), instrumen surat berharga baru untuk pengembangan pasar uang. Rencananya, instrumen anyar tersebut bakal diterbitkan pada 17 November 2025 mendatang, dengan tenor hingga 12 bulan. 

Sebagai informasi, BI-FRN adalah surat berharga dalam bentuk rupiah dengan suku bunga mengambang, artinya bunga dapat naik atau turun sesuai kondisi pasar. Instrumen tersebut dirancang khusus bagi bank atau perusahaan yang memiliki aset berbunga mengambang, sehingga mereka bisa melindungi nilai asetnya melalui pasar Overnight Index Swap (OIS).

"Yang memiliki aset berbunga mengambang dan ingin melindunginya (nilai asetnya) bisa melalui OIS untuk melakukan lindung nilai," kata  Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK) BI Agustina Dharmayanti dalam acara Taklimat Media bertajuk 'Pendalaman Pasar Uang untuk Mendukung Penguatan Operasi Moneter Pro-Market' di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (7/11/2025). 

Agustina memberikan ilustrasi, jika suku bunga diperkirakan turun menjadi 4 persen dalam 12 bulan ke depan, pemilik aset dapat menggunakan OIS untuk mengunci bunga tetap, misalnya 4,5 persen. Dengan demikian, hasil yang diterima lebih pasti meski kondisi suku bunga pasar fluktuatif. 

Sementara, bagi perusahaan yang tidak memiliki aset berbunga mengambang, lindung nilai seperti ini kurang relevan. Namun bagi trader atau dealer, aktivitas lindung nilai bisa menjadi bagian dari strategi perdagangan. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Fitra Jusdiman mengatakan, mekanisme perhitungan suku bunga BI-FRN dihitung berdasarkan suku bunga overnight Indonesia ditambah margin tertentu.

Suku bunga mengambang BI-FRN akan dihitung pada saat jatuh tempo. Dengan karakteristik imbal hasil seperti itu, Fitra menerangkan ada risiko fluktuasi suku bunga. 

"Karena ada risiko fluktuasi suku bunga, maka perlu ada instrumen hedging yaitu berupa OIS sehingga nanti kita harapkan dengan adanya underlying different ini (BI-FRN) yang akan ada di pasar, kemudian OIS-nya akan mulai berkembang," jelas Fitra. 

Ia menekankan, dengan BI-FRN sebagai underlying asset, pasar OIS diharapkan dapat berkembang, sehingga transaksi lindung nilai menjadi lebih luas, dan pasar uang pun lebih stabil. Penerbitan instrumen anyar ini diyakini bisa meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, sekaligus menyediakan acuan suku bunga yang jelas bagi pelaku pasar untuk pengambilan keputusan. 

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|