BI Kaltim Tekankan Strategi 4K untuk Antisipasi Inflasi di IKN

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM, – Bank Indonesia Kalimantan Timur (BI Kaltim) menekankan pentingnya penerapan strategi 4K untuk mengantisipasi inflasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Strategi ini mencakup keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Menurut Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, strategi tersebut menjadi krusial karena pemerintah telah menetapkan pembangunan tahap selanjutnya di IKN sebagai ibu kota politik, yang melibatkan pembangunan gedung perkantoran legislatif dan yudikatif, dijadwalkan selesai pada 2025-2028.

Untuk proyek tersebut, telah disetujui anggaran sebesar Rp6,2 triliun untuk 2025 dan 2026. Peningkatan jumlah pekerja dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pindah ke IKN diperkirakan akan meningkatkan tekanan permintaan bahan pokok, yang berpotensi memicu inflasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), basis kawasan IKN.

Pada Agustus 2025, Provinsi Kaltim mencatat inflasi year on year sebesar 1,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 108,54. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten PPU sebesar 2,99 persen dengan IHK 108,91, terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Pendekatan Strategis untuk Pengendalian Inflasi

BI Kaltim bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Bulog berkomitmen menerapkan strategi 4K serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menahan laju inflasi. Langkah lain termasuk distribusi beras SPHP, pasar murah untuk komoditas pangan bergejolak, serta koordinasi dengan daerah penghasil seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan untuk kelancaran distribusi.

Widihartanto menyampaikan bahwa upaya ini juga akan mendorong peningkatan produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Dia berada di Batam untuk acara Peningkatan Kapasitas Wartawan Ekonomi Kaltim, dengan kota ini dipilih karena pertumbuhan ekonominya yang pesat, memberikan referensi untuk IKN.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara