BI: Temuan Uang Palsu Terus Turun

3 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia-Gegernya kasus uang palsu yang dicetak oleh 19 tersangka di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar tak membuat jumlah uang palsu yang beredar di masyarakat meningkat drastis.

Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengatakan, temuan uang palsu secara keseluruhan tahun ini malah semakin menurun dibanding periode tahun-tahun sebelumnya.

"Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), temuan uang palsu menunjukkan tren yang semakin menurun," kata Marlison melalui keterangan tertulis, Selasa (31/12/2024).

Ia menjelaskan, turunnya jumlah temuan uang palsu pada 2024 seiring dengan meningkatnya kualitas uang rupiah, mulai dari bahan uang, teknologi cetak, dan unsur pengaman yang semakin modern.

"Di samping terus digalakkannya edukasi cara mengenal ciri keaslian uang Rupiah secara masif dan sinergi erat seluruh unsur Botasupal (Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu)," ungkap Marlison.

Marlison mengatakan, sepanjang tahun ini, rasio uang palsu sebesar 4 piece per million atau 4 lembar dalam setiap 1 juta uang yang beredar.

Angka itu menurun dari tahun ke tahun, yaitu pada 2022 dan 2023 tercatat 5 ppm, 2021 sebesar 7 ppm, dan pada 2020 masih sebanyak 9 ppm.

"Uang palsu bukan merupakan uang Rupiah yang dapat ditransaksikan dan tidak memiliki nilai," tegas Marlison.

Marlison juga menegaskan, berdasarkan penelitian BI atas sampel barang bukti uang palsu yang dilakukan oknum-oknum di Perpus UIN Makassar, teridentifikasi uang palsu itu berkualitas sangat rendah dan sangat mudah diidentifikasi dengan kasat mata melalui metode 3D (dilihat, diraba, diterawang).

Marlison menekankan, uang palsu tersebut dicetak dengan menggunakan teknik cetak inkjet printer dan sablon biasa, sehingga tidak terdapat pemalsuan menggunakan teknik cetak offset sebagaimana berita yang beredar.

"Hal tersebut sejalan dengan barang bukti mesin cetak temuan Polri yang merupakan mesin percetakan umum biasa, tidak tergolong ke dalam mesin pencetakan uang," kata Marlison.

Menurutnya, seluruh unsur pengamanan yang telah dimuat di dalam uang rupiah juga tidak ada yang berhasil dipalsukan. Misalnya, benang pengaman, watermark, electrotype, hingga UV, sebab UV sendiri kata Marlison dipalsukan hanya dengan dicetak biasa menggunakan sablon.

Di sisi lain, ia menegaskan, kertas yang digunakan oknum pemalsu uang rupiah di UIN Makassar juga kertas biasa.

"Uang palsu yang ditemukan berpendar di bawah lampu U berkualitas sangat rendah pendaran yang berbeda baik dari segi lokasi, warna, dan bentuk dengan uang Rupiah asli," ungkap Marlison.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Terus Tertekan Hingga BI Tahan Suku Bunga

Next Article Dolar AS Rp15.600! Rupiah Menguat Rp400 dalam 7 Hari

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|