Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi Korea Selatan di Indonesia hingga tahun 2023 tercatat mencapai US$15,4 miliar atau sekitar Rp260 triliun (asumsi kurs Rp16.850/US$). Pencapaian ini disebut sebagai bukti terjadinya penguatan hubungan ekonomi kedua negara.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan pencapaian ini bukan sekadar angka, melainkan bukti kepercayaan dunia usaha Korea terhadap potensi jangka panjang Indonesia.
"Ini adalah mosi percaya, sebuah keyakinan bahwa Indonesia bukan hanya tujuan investasi, tetapi mitra strategis untuk pertumbuhan jangka panjang," ujar Shinta dalam sambutannya di Forum Bisnis Indonesia-Korea di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Adapun investasi jumbo tersebut telah dan akan tersebar ke berbagai sektor strategis, mulai dari kendaraan listrik, petrokimia, ritel, teknologi hijau, fintech, hingga manufaktur canggih.
Shinta mengungkapkan, dalam satu dekade terakhir, investasi Korea Selatan di Indonesia telah tumbuh lebih dari 145%. Bahkan tahun 2024 mencetak rekor baru dengan investasi tahunan sebesar US$2,98 miliar atau sekitar Rp50,21 triliun.
"Dunia sudah berubah. Rantai pasok global dirombak, perdagangan makin politis, dan teknologi serta keberlanjutan menjadi kunci kompetisi. Dalam konteks ini, kerja sama Indonesia-Korea menjadi semakin strategis," tegasnya.
Sebagai bentuk penguatan kerja sama, Apindo bersama Federasi Industri Korea (FKI) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mempererat hubungan bisnis. Tak hanya itu, kedua organisasi juga sepakat membentuk Dewan Bisnis Korea-Indonesia yang bertugas mempercepat realisasi investasi dan proyek strategis di sektor infrastruktur, energi baru terbarukan, industri hilir, dan manufaktur.
"Mandat dewan ini jelas, yakni memfasilitasi pencocokan proyek, merancang investasi bersama, serta mendorong usaha patungan di sektor-sektor prioritas," jelas Shinta.
Danantara Masuk Fokus Kerja Sama
Ia juga memaparkan lima prioritas kerja sama dunia usaha Indonesia-Korea Selatan ke depan. Di antaranya, memperkuat iklim investasi, membuka lebih banyak peluang di sektor baru.
Kedua, mendorong kemitraan melalui Danantara, lembaga investasi baru Indonesia. Ketiga, menyederhanakan regulasi dan meningkatkan transparansi iklim investasi.
Keempat, mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, menggabungkan sumber daya RI dan teknologi Korsel. Kelima, memperkuat rantai pasok bilateral menghadapi ketidakpastian perdagangan global.
"Kita tidak di sini untuk meninjau apa yang sudah terjadi, tapi untuk membentuk apa yang akan terjadi," tandas Shinta.
Menutup sambutannya, Shinta menegaskan pentingnya momen ini untuk membangun fondasi ekonomi masa depan Indonesia-Korea.
"Biarlah momen ini tercatat dalam sejarah ekonomi bahwa pada tahun 2025, di tengah ketidakpastian, Indonesia dan Korea memilih ambisi daripada kekhawatiran, kerja sama daripada kepuasan diri," pungkasnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Respons Pengusaha Soal Rencana Pemerintah Negosiasi Tarif Trump
Next Article Korea Hingga Suriah Memanas, RI Dapat Peluang Emas