Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) percaya diri volatilitas ekonomi global tidak akan mempengaruhi minat perusahaan untuk melantai di bursa atau melaksanakan Initial Public Offering (IPO).
Diketahui, pasar modal akan menghadapi tantangan perekonomian global, tren inflasi, kebijakan suku bunga The Fed, hingga kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pertumbuhan jumlah IPO disebabkan oleh dua hal, yaitu penawaran (supply) dan permintaan (demand).
Dari sisi demand, Iman menyebut perusahaan masih membutuhkan dana. Saat ini, masih ada 22 perusahaan yang tercatat dalam pipeline pencatatan saham BEI.
"Nah, tentu saja mereka akan melihat dan berhitung kalau tingkat bunganya tinggi, apakah mereka ke pasar modal? Mungkin lewat surat utang, atau perbankan, atau IPO Itu kan pilihan. Jadi saya nggak khawatir terkait supply side," kata Iman saat ditemui di Pembukaan Perdagangan, Kamis, (2/1/2025).
"Kalau kita bicara di IHSG, itu kan di sisi demand side, permintaan investornya. Targetnya kita sudah sampaikan tahun lalu, target kita 66," ungkapnya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik 66 perusahaan tercatat baru melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025 mendatang.
Hal ini sebagaimana disampaikan Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan tahun 2024 di Jakarta, Senin, (30/12/2024).
Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik 66 perusahaan tercatat baru melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada 2025 mendatang.
Hal ini sebagaimana disampaikan Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan tahun 2024 di Jakarta, Senin, (30/12/2024).
"Untuk saham targetnya adalah 66 IPO baru dengan target jumlah investor 2 juta investor baru di tahun depan," kata Iman.
Adapun menurut data pipeline IPO Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga 20 Desember 2024 masih ada 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Lebih rinci, dari data calon emiten tersebut antara lain, satu perusahaan tercatat berskala kecil dengan aset di bawah Rp 50 miliar, dua perusahaan berskala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 19 perusahaan berskala besar dengan aset di atas Rp 250 Miliar.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siap-Siap! Aturan IPO & Listing di BEI Bakal Diperketat!
Next Article Usai Anjlok Kemarin, IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.137