Jakarta, CNBC Indonesia - Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 di Korea Selatan (Korsel) yang digunakan maskapai Jeju Air dan menewaskan 179 orang Minggu, menjadi berita menyakitkan di industri penerbangan. Laporan awal menyatakan kemungkinan kecelakaan pesawat tersebut berawal dari tabrakan dengan kawanan burung.
Meski masih dalam penyelidikan lebih lanjut, pertanyaan muncul tentang apakah benar burung bisa mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal pada pesawat? Seberapa sering kejadian ini terjadi di penerbangan?
Melansir AFP pada Selasa (31/12/2024), rupanya insiden tabrakan burung terhadap pesawat memang sering menjadi penyebab kecelakaan penerbangan di seluruh dunia.
Angka ini naik 10% dari angka tahun 2021, sejalan dengan peningkatan lalu lintas udara setelah pandemi Covid-19. Menurut data yang sama, tabrakan antara hewan liar dan pesawat sipil di AS berjumlah 291.600 antara tahun 1990 dan 2023.
Di daratan Prancis, Otoritas Penerbangan Sipil pun mencatat 600 setiap tahun selama penerbangan komersial, meskipun insiden serius mewakili kurang dari 8 persen kasus rata-rata. Namun tren ini menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Australian Aviation Wildlife Hazard Group, tabrakan burung telah menghancurkan 250 pesawat di seluruh dunia sejak 1988, menyebabkan 262 orang meninggal. Tapi ini tidak termasuk kecelakaan Jeju Air pada hari Minggu kemarin.
"Tabrakan ini menyebabkan kerusakan lebih dari US$1,2 miliar (Rp 19 triliun) pada pesawat setiap tahun," kata organisasi Australia itu.
"Tabrakan ini biasanya sebagian besar terjadi selama lepas landas dan mendarat di ketinggian yang cukup rendah, antara 0 dan 50 kaki (15 meter)," tambahnya.
Tabrakan udara di ketinggian yang lebih tinggi jauh lebih jarang tetapi bukan tidak mungkin. Di Prancis, sebuah pesawat wisata jatuh pada tahun 2021 di departemen Seine-et-Marne setelah menabrak seekor burung kormoran saat terbang.
Salah satu kasus paling terkenal terjadi pada bulan Januari 2009. Kala itu, pilot Airbus A320 milik US Airways dengan 155 penumpang, bertabrakan dengan sekawanan angsa liar, dan mendarat di Sungai Hudson di New York, AS.
"Dalam kebanyakan kasus, menabrak burung tidak menyebabkan kecelakaan besar," kata seorang ahli yang pernah bekerja di Biro Penyelidikan dan Analisis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil (BEA) Prancis, otoritas negara yang bertanggung jawab atas investigasi setelah kecelakaan pesawat sipil.
"Kebanyakan, kerusakannya hanya material dan terbatas pada benturan atau beberapa benturan pada badan pesawat. Namun, ketika satu atau lebih burung masuk ke dalam mesin, kerusakannya bisa jauh lebih serius, terutama jika kompresor rusak yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi atau mesin berhenti," jelas mantan pakar BEA tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim.
"Bisa jadi ada pematian mesin, pendaratan darurat, lepas landas terganggu atau kembali ke darat dengan penundaan," kata Otoritas Penerbangan Sipil Prancis, yang dapat "berdampak pada keselamatan udara atau pada kelanjutan penerbangan".
Risiko tersebut meningkat tergantung pada ukuran burung dan jumlahnya, terutama selama periode migrasi. Puing-puing burung atau bagian pesawat yang rusak akibat tabrakan juga dapat menyebabkan api atau kebakaran pada mesin.
"Namun, biasanya tidak sampai merusak seluruh sistem hidrolik dan listrik pesawat," kata pakar tersebut seraya menyebutkan sistem yang diperlukan untuk bermanuver dan menurunkan roda pendaratan, yang gagal memanjang saat kecelakaan Jeju Air.
Mereka menambahkan bahwa jika satu mesin rusak, mesin kedua akan mengambil alih. Agar keduanya berhenti, tabrakan harus terjadi pada kedua mesin secara bersamaan, tetapi "ini sangat jarang terjadi".
Untuk melindungi diri dari risiko yang terkait dengan burung, produsen pesawat dan bandara telah menerapkan serangkaian tindakan. Ini berkisar dari uji tekanan pada mesin dengan melemparkan ayam mati ke dalamnya hingga tindakan pencegahan di sekitar bandara seperti menyiarkan panggilan darurat burung atau tembakan pendahuluan ke udara untuk menakut-nakuti mereka.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Petaka Pesawat Jeju Air, Boeing Tersengat "Bird Strike"
Next Article Plt Presiden Korsel Perintahkan Penyelamatan Maksimal Korban Jeju Air