Chaos Pemakzulan Presiden Korsel, Nama Donald Trump Disebut-sebut

2 days ago 3

CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters, CNBC Indonesia

03 January 2025 21:50

Para pengunjuk rasa pro-Yoon memegang bendera Korea Selatan dan tanda-tanda 'HENTIKAN PENCURIAN' selama unjuk rasa di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, setelah penyelidik tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan pada hari Jumat untuk Yeol, menurut Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Para Pendukung Presiden Korea Selatan (Korsel) yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, mengadopsi slogan "Hentikan Pencurian" yang sebelumnya dipopulerkan oleh pendukung mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka berharap Trump dapat membantu Yoon kembali berkuasa. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Para pengunjuk rasa pro-Yoon memegang bendera Korea Selatan dan tanda-tanda 'HENTIKAN PENCURIAN' selama unjuk rasa di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, setelah penyelidik tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan pada hari Jumat untuk Yeol, menurut Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Pendukung Yoon berkumpul di luar kediamannya untuk mencegah upaya penangkapannya pada Jumat (3/1/2025). Mereka membawa spanduk berbahasa Inggris bertuliskan "Hentikan Pencurian," yang digunakan untuk menolak hasil Pemilu AS 2020. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Para pengunjuk rasa pro-Yoon memegang bendera Korea Selatan dan tanda-tanda 'HENTIKAN PENCURIAN' selama unjuk rasa di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, setelah penyelidik tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan pada hari Jumat untuk Yeol, menurut Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Yoon selamat dari penangkapan berkat perlindungan pengawalnya. Sebelumnya AFP mengatakan ada sekelompok militer melindunginya dari penyidik yang akan menangkap. Penangkapan itu terkait penyelidikan pemberontakan atas darurat militer singkat yang ia umumkan pada 3 Desember. Yoon menuduh Korea Utara (Korut) meretas Komisi Pemilihan Umum Nasional (NEC), meskipun tanpa bukti, yang memicu kecurigaan atas integritas pemilu April 2024. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Para pengunjuk rasa pro-Yoon memegang bendera Korea Selatan dan tanda-tanda 'HENTIKAN PENCURIAN' selama unjuk rasa di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, setelah penyelidik tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan pada hari Jumat untuk Yeol, menurut Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Namun NEC membantah tuduhan tersebut dan menegaskan tidak ada bukti peretasan. Pendukung Yoon meyakini deklarasi darurat militernya dibenarkan. Mereka juga mengharapkan Trump, yang dijadwalkan menjabat untuk periode kedua pada Januari, akan mendukung perjuangan Yoon. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Para pengunjuk rasa pro-Yoon memegang bendera Korea Selatan dan tanda-tanda 'HENTIKAN PENCURIAN' selama unjuk rasa di dekat kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol, setelah penyelidik tidak dapat melaksanakan surat perintah penangkapan pada hari Jumat untuk Yeol, menurut Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi, di Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2025. (REUTERS/Kim Soo-hyeon)

Beberapa pendukungnya menyatakan keyakinan penuh terhadap Yoon dan menuduh adanya campur tangan asing dalam pemilu. Protes ini menarik ratusan orang, dengan sebagian bermalam di suhu beku, sambil meneriakkan "Pemakzulan yang tidak sah". (REUTERS/Kim Hong-Ji)


Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|