China Ramai-Ramai "Borong" Gudang di Jabodetabek, Begini Data Terbaru

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan atas ruang gudang di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dilaporkan meningkat pada periode kuartal I tahun 2025. Hasilnya, okupansi atau tingkat huniang gudang di Jabodetabek pun meningkat sepanjang Januari-April 2025.

Perusahaan real estat komersial dan manajemen investasi, JLL, mencatat tingkat kekosongan ruang-ruang gudang di wilayah Jabodetabek turun sampai 9,5%. Hal ini menunjukkan ketahanan pasar pergudangan logistik modern di Jabodetabek.

"Sektor pergudangan modern menunjukkan ketahanan pada kuartal pertama tahun 2025, dengan peningkatan tingkat hunian dari 87% menjadi 90%. Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang sehat di sektor logistik," kata Country Head and Head of Logistics & Industrial Farzia Basarah dalam keterangan resmi, Rabu (7/5/2025).

"Perusahaan-perusahaan China, terutama dari industri kendaraan listrik (electric vehicles/ EV), elektronik, peralatan rumah tangga, dan barang konsumen bergerak cepat (FMCG/ barang konsumsi), menjadi penggerak utama permintaan fasilitas siap sewa yang memenuhi spesifikasi khusus," jelasnya.

Permintaan itu, sambung Farazia, termasuk ruang hibrid yang dapat mengakomodasi kegiatan perakitan atau perbengkelan.

Kondisi ini kemudian menimbulkan persaingan dalam harga atau tarif sewa.

"Wilayah yang memiliki persaingan ketat cenderung menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan area lain yang lebih stabil," kata Farazia.

Dalam hal ini, JLL menyebut, koridor timur mengalami persaingan harga yang ketat karena pertumbuhan sewa melambat. Sementara, Jakarta Timur dan Selatan mengalami penurunan sewa karena meningkatnya persaingan. Sedangkan area lain mempertahankan harga sewa yang relatif stabil.

"Sektor logistik terus menarik minat investor baru, didorong oleh perkembangan manufaktur, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan investasi asing," sebutnya.

Ditambahkan, pasar logistik siap menghadapi perubahan dinamis karena para pemangku kepentingan mengeksplorasi usaha patungan, akuisisi lahan, dan berbagai strategi pengembangan.

Masih adanya sinyal yang menunjukkan manufaktur RI kuat, disebut jadi pendorong investor masuk ke industri logistik. Ditambah, faktor pertumbuhan ekonomi dan arus masuknya investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia.

Pasokan Gudang Terbatas

Hanya saja, di saat permintaan meningkat, pasokan ruang gudang ternyata masih terbatas. Dalam catatan JLL, hanya satu proyek baru yang memasuki pasar, yaitu seluas 7.200 m2 di Daan Mogot, Tangerang.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto pun telah mengungkapkan "masalah" baru ketika RI mengalami lonjakan pasokan beras dari hasil panen petani dalam negeri. Gudang di Bulog penuh, sehingga harus menyewa gudang swasta.

Hingga akhirnya, Presiden memerintahkan pembangunan gudang-gudang darurat, sampai tersedia gudang permanen untuk menyimpan stok pangan nasional. Terutama beras.

Data pasokan ruang gudang di wilayah Jakarta. (Dok. JJL)Foto: Data pasokan ruang gudang di wilayah Jakarta. (Dok. JJL)
Data pasokan ruang gudang di wilayah Jakarta. (Dok. JJL)

Prospek Industri Pergudangan dan Logistik

Sebelumnya, Supply Chain Indonesia (SCI) memproyeksikan sektor (lapangan usaha) transportasi dan pergudangan pada tahun 2025 akan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp 1.623,65 triliun atau tumbuh sebesar 12,53% secara kumulatif.

Berdasarkan analisis terhadap data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor transportasi dan pergudangan terus tumbuh di atas rata-rata tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sektor ini tumbuh sebesar 19,87 persen pada 2022; sebesar 13,96 persen pada 2023; dan diproyeksikan sekitar 9,52 persen pada 2024. Sementara, PDB Indonesia tumbuh sebesar 5,31 persen pada 2022 dan sebesar 5,05 persen pada 2023

"SCI memproyeksikan pada tahun 2025 subsektor transportasi akan berkontribusi sebesar Rp 1.276,66 triliun atau tumbuh 11,09% (c-to-c) dan subsektor pergudangan akan berkontribusi sebesar Rp 346,99 triliun atau tumbuh sebesar 18,26% (c-to-c)," kata CEO SCI Setijadi dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

"Pertumbuhan transportasi barang dan pergudangan pada tahun 2025 didorong terutama oleh industri pengolahan, perdagangan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan," tambahnya.

Dia lalu memaparkan 5 rekomendasi SCI untuk pengembangan sistem logistik nasional.

Berikut rekomendasi SCI:

1. Penuntasan dan penerbitan revisi Perpres 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, pembentukan UU logistik, dan pembentukan lembaga permanen bidang logistik.

2. Peningkatan konektivitas logistik secara end-to-end sebagai kelanjutan pembangunan infrastruktur secara masif pada dua periode pemerintahan sebelumnya.

3. Penguatan rantai pasok komoditas nasional dengan pengembangan komoditas-komoditas potensial domestik di berbagai wilayah.

4. Pelanjutan program hilirisasi, tidak hanya untuk komoditas pertambangan, namun juga komoditas pertanian, perkebunan, perikanan, dan lain-lain.

5. Peningkatan kompetensi SDM, proses, dan teknologi, serta jaringan kerja dan kolaborasi perusahaan-perusahaan penyedia jasa logistik.

"Beberapa upaya itu akan berdampak terhadap peningkatan efisiensi logistik yang penting untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional," kata Setijadi.

JLL Media Briefing 1Q25. (Dok.JJL)Foto: JLL Media Briefing 1Q25. (Dok.JJL)
JLL Media Briefing 1Q25. (Dok.JJL)


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pergelaran Otomotif Shanghai Kukuhkan Status EV Pabrikan China

Next Article Mobil Listrik Lagi Menggila, Penjualan Naik 25% di 2024

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|