Cuaca Buruk, Gelombang Tinggi 4 Meter Hantam Pesisir-3 Tewas

3 months ago 40

Jakarta, CNBC Indonesia - Sedikitnya 3 orang tewas akibat hantaman gelombang setinggi 4 meter di pesisir Pasifik Amerika Selatan, Minggu (29/12/2024). Korban tercatat berada di Ekuador dan Chili.

Dalam laporan AFP, gelombang tinggi ini terjadi sejak 25 Desember hingga awal tahun 2025. Selain korban tewas, ombak tinggi juga memaksa 100 pelabuhan untuk ditutup sementara.

Sekretaris Manajemen Risiko Ekuador, Jorge Carillo, mengatakan dalam konferensi pers bahwa 'peristiwa ekstrim' sedang terjadi. Ia kemudian memperingatkan bahwa fenomena serupa dapat terjadi di masa mendatang.

"Sayangnya, kami memiliki dua kematian, keduanya tercatat di wilayah Manta di barat daya Ekuador," tutur Carillo.

Di Chili, satu orang tewas akibat gelombang telah ditemukan oleh Angkatan Laut negara itu. Korban merupakan seorang pria berusia 30 tahun.

Di Peru, hampir semua pelabuhan ditutup karena hantaman ombak yang terus-menerus. Gambar-gambar yang ditayangkan di media lokal menunjukkan dermaga dan alun-alun terendam di beberapa bagian Peru, menyebabkan penduduk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Angkatan Laut Peru mengatakan gelombang tersebut dihasilkan di lepas pantai AS oleh angin di sepanjang permukaan laut. Gelombang tersebut sangat berbahaya bagi manusia, sehingga banyak pantai di sepanjang wilayah tengah dan utara negara itu ditutup untuk mencegah risiko kematian.

"Gelombang besar akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang," kata Kepala Departemen Oseanografi Angkatan Laut, Enrique Varea, kepada penyiar Canal N.

Banyak perahu nelayan dilaporkan rusak, sementara yang selamat masih tidak dapat bekerja dalam kondisi berbahaya.

"Kami butuh bantuan dari pihak berwenang. Di sini, kami kehilangan sekitar 100 perahu. Saya berusia 70 tahun dan belum pernah melihat gelombang yang tidak biasa dan sekuat itu," kata seorang nelayan kepada TV Peru.

Sementara itu, 31 nelayan Peru yang terdampar akibat gelombang besar diselamatkan Sabtu sore oleh Angkatan Laut. Sementara seorang nelayan lain mengatakan kepada radio lokal bahwa sekitar 180 lainnya masih berada di laut.

Kota Callao, yang terletak berdekatan dengan ibu kota Lima dan merupakan rumah bagi pelabuhan terbesar di Peru, telah menutup beberapa pantai dan melarang wisatawan untuk berkunjung. Kota La Cruz, yang juga berdekatan dengan Callao, menyebut penutupan dilakukan untuk menyelamatkan nyawa warga dari resiko kematian.

"Yang paling terdampak adalah para nelayan. Kami berharap tidak terjadi apa-apa lagi, karena ini akan berdampak signifikan pada perekonomian," kata Wali Kota La Cruz, Roberto Carrillo Zavala.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jawab Isu Transisi Energi, PIS & NYK Ungkap Bisnis CCS-CCUS

Next Article Sah! Prabowo Teken Revisi Undang-Undang Pelayaran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|