Donald Trump Sebut Kesepakatan untuk Akhiri Perang di Gaza Telah Tercapai

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza telah tercapai. Hal itu disampaikan Trump setelah sempat melakukan perundingan dengan Israel dan negara-negara Arab baru-baru ini. 

"Saya rasa kita sudah mencapai kesepakatan," kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih, Washington, Jumat (26/9/2025), dikutip laman Al Arabiya. 

"Sepertinya kita sudah mencapai kesepakatan tentang Gaza, saya rasa ini adalah kesepakatan yang akan mengembalikan para sandera, ini akan menjadi kesepakatan yang akan mengakhiri perang," tambah Trump. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sempat melakukan pertemuan dengan Trump di Gedung Putih pada Kamis (25/9/2025). Menurut keterangan yang dirilis Kantor Kepresidenan Turki pada Jumat, Erdogan mengatakan bahwa dia mencapai kesepahaman dengan Trump soal mencapai gencatan senjata dan perdamaian di Jalur Gaza. 

"Pertemuan kami sangat penting dalam hal mengemukakan tekad untuk mengakhiri pembantaian di Gaza. Trump menyatakan dalam pertemuan tersebut perlunya mengakhiri pertempuran di Gaza dan mencapai perdamaian abadi," ucap Erdogan. 

"Kami menjelaskan bagaimana gencatan senjata dapat dicapai di Gaza dan seluruh Palestina, dan perdamaian abadi setelahnya. Sebuah kesepahaman dicapai di sana,” tambah Erdogan. 

Dalam pertemuannya dengan Trump, Erdogan menekankan bahwa situasi yang berlangsung saat ini terkait konflik Israel-Palestina tidak dapat dibiarkan berlanjut. "Kami mengatakan bahwa solusi dua negara adalah formula untuk perdamaian abadi di kawasan," kata Erdogan. 

Saat berpidato di Majelis Umum PBB pada Selasa (23/9/2025), Trump sempat menyinggung tentang konflik Gaza. Dia mengeklaim terlibat intensif dalam mengupayakan gencatan senjata di wilayah tersebut. "Sayangnya Hamas berulang kali menolak tawaran yang layak untuk menciptakan perdamaian," ujar Trump. 

Dia kemudian mengkritik sejumlah negara yang baru saja mengakui negara Palestina. Menurut Trump, hal tersebut menjadi hadiah besar bagi Hamas yang telah melakukan berbagai kejahatan. "Termasuk (serangan) 7 Oktober (2023)," ucapnya. 

Trump mendesak Hamas untuk segera membebaskan warga Israel yang masih ditawan di Gaza. Dia pun menyerukan agar para sandera dibebaskan sekaligus, tidak secara gradual seperti sebelumnya. 

"Kita harus menghentikan perang di Gaza secepatnya, ini harus dituntaskan, kita harus menegosiasikan perdamaian secepatnya. Kita harus dapatkan kembali para sandera," kata Trump. 

Kelompok Hamas kemudian merepons dan menolak klaim Trump yang menuding mereka menjadi penghambat tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza. Hamas menegaskan, gencatan senjata tak kunjung terwujud akibat tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

"Hamas tidak pernah menjadi penghalang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Pemerintah AS, para mediator, dan seluruh dunia tahu bahwa penjahat perang Netanyahu adalah satu-satunya pihak yang menghalangi semua upaya untuk mencapai kesepakatan," kata Hamas dalam pernyataannya. 

Israel masih mempertahankan agresinya ke Jalur Gaza. Saat ini mereka tengah berusaha merebut kendali Kota Gaza. Lebih dari 68 ribu warga Palestina di Gaza telah terbunuh sejak Israel memulai agresinya pada 7 Oktober 2023.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|