Labkesda Jabar Periksa 208 Sampel MBG, Ditemukan Bakteri Salmonella dan Bacilluscereus

1 hour ago 2

Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) menjalani perawatan medis di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat telah memeriksa 208 sampel makanan program makan bergizi gratis (MBG) dari 12 kabupaten dan kota di Jawa Barat. Hasilnya, beberapa sampel didapati bakteri salmonella dan bacilluscereus.

Kepala Labkesda Jawa Barat dr Ryan Bayusantika Ristandi mengatakan, sampel makanan terdiri dari nasi, sayur-sayuran, daging-dagingan, juga sayuran yang sudah diolah seperti lotek. "Kami menerima sekarang sudah 27 frekuensi ya, dari 12 kabupaten/kota dan sudah 208 sampel. Itu adalah sampel sisa makanan dari sekolah dan juga dari dapur MBG," ucap dia, Jumat (26/9/2025).

Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologi dan kimia lingkungan, positif terdapat bakteri salmonella dan bacilluscereus. Akan tetapi, kata Ryan, persentase hasil yang positif relatif kecil dibandingkan dengan hasil negatif.

"Laboratorium mikrobiologi hasil positif itu dari bakteri-bakteri pembusuk memang yang paling banyak didominasi oleh Salmonella dan juga satu lagi adalah Bacilluscereus. Nah kalau dari lingkungannya, dari kimianya yang positif adalah nitrik," kata dia.

Ryan melanjutkan, sampel makanan yang diperiksa yaitu sampel makanan MBG yang terjadi keracunan massal. Ia mengatakan temuan bakteri terdapat di daging-dagingan dan karbohidrat seperti nasi.

"Ya betul, dari berbagai macam memang paling banyak dari daging-dagingannya yang keluar hasilnya juga. Kalau Bacilluscereus itu biasanya dari kabohidrat malah, dari nasi biasanya yang sudah diproses lagi," kata dia.

Ia mengatakan penyebab muncul bakteri tersebut diperkirakan bisa melalui media air. Oleh karena itu, air yang digunakan harus bersih serta pengolah makanan harus higienis mulai dari kebersihan tangan, peralatan hingga lain-lainnya.

"Lalu bahan makanannya harus segar, lalu tidak boleh digunakan sama sekali bahan-bahan kedaluwarsa bahan-bahan rusak," kata dia.

Selain itu, makanan yang sudah diolah harus disimpan di atas suhu 60 derajat Celcius atau di bawah 5 derajat celcius. Selain itu apabila disimpan di suhu ruangan tidak boleh lebih di atas enam jam sebab akan tumbuh bakteri pembusuk.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|