Dosen AKPRIND dan UGM Ciptakan Smart Farm untuk Genjot Produktivitas Ayam Peternak dan Kalkun

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Sebuah terobosan besar dalam dunia peternakan ayam kini hadir di Dusun Karang, Sentolo, Kulonprogo. Melalui kolaborasi apik antara para pakar dari Universitas AKPRIND Indonesia dan Universitas Gadjah Mada (UGM), sebuah 'Smart Farm' berbasis IoT (Internet of Things) berhasil dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas ayam petelur dan ayam kalkun. Proyek ini dipimpin oleh tim ahli yang terdiri dari Dr Ir Amir Hamzah, MT selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Informasi (FSTI) Universitas AKPRIND Indonesia, Ir Ganjar Andaka, PhD, Kepala Program Studi Teknik Kimia Universitas AKPRIND, Indonesia dan Prof Ir Ambar Pertiwiningrum, MSc, PhD, seorang dosen senior dari Fakultas Peternakan UGM. Mereka menggabungkan keahlian dari berbagai bidang informatika, teknik kimia, dan peternakan untuk menciptakan solusi holistik yang menjawab tantangan klasik para peternak.

'Smart Farm' ini bukanlah sekadar kandang biasa. Setiap aspeknya dirancang untuk menciptakan lingkungan ideal bagi ayam, yang secara langsung berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi. Salah satu inovasi utama adalah sistem kendali suhu dan kelembaban kandang berbasis sensor IoT. Sensor-sensor canggih ini memantau kondisi lingkungan secara real-time dan secara otomatis mengaktifkan kipas atau pemanas jika suhu atau kelembaban tidak sesuai standar.

"Kenyamanan ayam adalah kunci utama. Jika mereka nyaman, mereka akan berproduksi lebih optimal," jelas Dr Amir Hamzah.

Selain itu, untuk menjamin ketersediaan energi yang stabil dan ramah lingkungan, farm ini menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi surya ini tidak hanya digunakan untuk menggerakkan sistem otomatisasi, tetapi juga untuk penerangan kandang guna memastikan kecukupan cahaya bagi ayam, terutama ayam petelur, yang membutuhkan durasi pencahayaan tertentu untuk merangsang produksi telur.

Tidak hanya lingkungan kandang, aspek nutrisi pakan juga menjadi fokus utama. Tim ini mengembangkan alat pembuat pelet pakan dan alat pencampur pakan otomatis. Selama ini mereka mengaduk pakan secara tradisional dan manual yang memerlukan tenga cukup besar. Alat-alat ini memungkinkan peternak untuk memproduksi pakan sendiri dari bahan baku lokal, menghemat biaya, dan memastikan kandungan nutrisi yang tepat sesuai kebutuhan ayam. Ir Ganjar Andaka, PhD menyoroti pentingnya inovasi ini.

"Dengan alat pencampur pakan otomatis, komposisi nutrisi bisa lebih presisi. Ini memastikan ayam mendapatkan gizi yang optimal untuk tumbuh sehat dan menghasilkan telur berkualitas," ujarnya.

Proyek ini tidak berhenti pada teknologi kandang. Untuk mempermudah peternak mengelola usahanya, dikembangkan pula aplikasi manajemen produksi dan manajemen pemasaran berbasis website. Melalui aplikasi ini, peternak dapat memantau data produksi harian seperti jumlah telur yang dihasilkan, konsumsi pakan, dan tingkat kesehatan ayam secara digital. Aplikasi ini juga dilengkapi fitur manajemen pemasaran yang membantu peternak menjangkau pasar lebih luas, bahkan hingga ke luar kota.

Prof Ambar Pertiwiningrum, MSc, PhD, dari UGM menambahkan bahwa kolaborasi ini adalah contoh nyata sinergi antara teknologi dan ilmu peternakan. "Sistem ini membantu peternak membuat keputusan berbasis data, bukan sekadar intuisi. Ini adalah lompatan besar dari peternakan tradisional ke peternakan modern yang efisien dan berkelanjutan," tuturnya.

Kandang Peternakan Ayam Petelur Yang Telah Dilakukan Proses Modernisasi Smart Farm

Dampak Positif di Kulon Progo

Penerapan "Smart Farm" di Dusun Karang, Sentolo, Kulon Progo ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi peternak lain di Indonesia. Dengan teknologi ini, diharapkan peternak dapat meningkatkan produktivitas hingga 30% atau lebih, mengurangi kerugian akibat penyakit, dan menekan biaya operasional. Lebih dari sekadar proyek teknologi, "Smart Farm" ini adalah sebuah inisiatif pemberdayaan. Para peternak lokal dilatih untuk mengoperasikan sistem, memahami data, dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan usaha mereka. "Kami tidak hanya memberikan alat, tapi juga pengetahuan. Tujuannya agar peternakan di Kulon Progo bisa lebih maju dan mandiri," pungkas Dr. Amir Hamzah. Kolaborasi antara Universitas AKPRIND dan UGM ini membuktikan bahwa sinergi lintas disiplin ilmu mampu menciptakan solusi inovatif yang membawa dampak positif nyata bagi masyarakat, membuka jalan menuju masa depan peternakan yang lebih cerdas, efisien, dan menguntungkan. Pengabdi mengucapkan trimakasih kepada Universitas AKPRIND Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan DPPM Kemendiktisainstek yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian yang merupakan asta cita presiden prabowo dan menuju dikti berdampak.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|