SALI: Game Edukasi Serius yang Ajarkan Anak TK Hal yang Orang Dewasa Sering Canggung Bicarakan

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayangkan suasana di sebuah TK di Rawajati, Jakarta Selatan. Anak-anak berlarian, ada yang sibuk mengejar temannya, ada yang asyik dengan crayon, ada juga yang masih belepotan bekas bekal di pipinya.

Tapi pada Kamis (11/9/2025), suasananya agak berbeda. Bukan sekadar belajar A-B-C atau nyanyi “Balonku Ada Lima”, melainkan mereka diajak main game. Game ini namanya SALI, singkatan dari Sadar dan Lindungi.

Tapi jangan salah. SALI bukan game sembarangan. Bukan juga aplikasi yang bikin anak-anak lupa waktu kayak Mobile Legends atau Roblox.

SALI adalah media pembelajaran berbasis gamifikasi yang dibuat khusus oleh tim peneliti Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), dipimpin Oky Irnawati bersama anggotanya dan mahasiswa, buat ngajarin hal serius yaitu bagaimana anak-anak bisa melindungi diri dari tindakan pelecehan seksual.

Serius, topik ini biasanya bikin orang dewasa kikuk. Ada yang menghindar, ada yang bilang “ah nanti aja, anak-anak belum ngerti”. Padahal justru di usia dini, anak perlu ngerti bagian tubuh mana yang aman disentuh, dan bagian mana yang “jangan coba-coba”.

Nah, SALI hadir dengan cara yang ramah, bukan menakut-nakuti.

Hari itu di TK Anak Bangsa, anak-anak melewati rangkaian kegiatan. Ada pre-test, storytelling interaktif, nyanyi lagu edukasi, main game SALI, lalu post-test. Hasilnya? Pengetahuan mereka meningkat. Yang tadinya cuma tahu “jangan jajan sembarangan”, sekarang paham juga tentang tubuh mereka sendiri.

Kepala sekolah TK Anak Bangsa, Yulita, sampai bilang dengan nada penuh syukur. “Aplikasi SALI sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk mengenal bagian tubuh yang boleh maupun yang tidak boleh disentuh sebagai perlindungan diri. Kami berterima kasih kepada DPPM Diktisaintek yang mendanai kegiatan ini serta tim peneliti UBSI selaku pelaksana penelitian,” katanya dikutip Selasa (23/9/2025).

Dewi, salah satu guru TK Anak Bangsa, menambahkan dengan senyum lebar, “Pengetahuan anak-anak mengenai perlindungan diri terlihat meningkat setelah bermain game edukasi pada aplikasi SALI.”

Kalau dipikir-pikir, ironis juga. Orang dewasa sering sibuk debat di medsos soal politik, gosip artis, sampai harga kopi susu kekinian. Tapi di balik layar, anak-anak masih butuh pelindung paling sederhana, yakni edukasi yang bikin mereka sadar, tubuh mereka berharga, dan mereka berhak bilang “tidak”.

SALI jadi bukti bahwa teknologi nggak melulu bikin anak-anak candu layar. Kalau diarahkan, teknologi bisa jadi tameng kecil yang menyenangkan. Anak main game, iya. Tapi game yang bikin mereka tahu batas, punya keberanian bicara, dan pelan-pelan tumbuh jadi generasi yang lebih sadar.

Di dunia yang makin ribut ini, SALI mengingatkan kita bahwa perlindungan anak nggak cukup hanya dengan pagar tinggi atau CCTV di rumah. Kesadaran harus ditanamkan dari dalam diri mereka sendiri.

Dan kadang, cara paling ampuh untuk itu bukan ceramah panjang, melainkan sebuah game edukasi dengan lagu ceria.

Karena buat anak-anak, belajar itu harus menyenangkan. Dan buat kita orang dewasa, semestinya sadar bahwa harapan masa depan sering kali berawal dari hal-hal sederhana yang kita ajarkan sejak dini. Lembaga pendidikan juga berperan dalam hal ini, tentunya UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif sudah membuktikan kepeduliannya.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|