Duh! Judol Bikin Masalah, Pengusaha Hotel Beberkan Fakta Terbaru

2 weeks ago 9

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memprediksi okupansi hotel selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini (2024/2025) akan mengalami penurunan hingga 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebut salah satunya akibat efek domino fenomena judi online (judol).

"Kita prediksi okupansi hotel di momen Nataru ini akan lebih rendah dari tahun lalu. Kita melihat booking-an tahun ini lebih lambat. Secara nasional, kemungkinan okupansi akan lebih rendah sekitar 10% dari tahun lalu," kata Hariyadi saat Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (18/11/2024).

Hariyadi mengatakan, meskipun beberapa hotel di destinasi favorit seperti kawasan Malioboro, Yogyakarta berpotensi tetap stabil, secara keseluruhan pasar hotel di Indonesia menunjukkan penurunan.

"Tahun lalu itu mungkin secara nasional, kira-kira sekitar 50-an persen okupansinya. Nah, tahun ini kita prediksi akan turun di 45%," ungkapnya.

"Dan sebetulnya yang juga kami coba, kenapa sih ini bisa turun gitu ya? Jadi salah satu analisis kami itu memang, terkait dengan judol itu, Judi online itu impact-nya memang sangat signifikan. Jadi berpengaruh secara luas, mata rantainya. Ini kan yang terkenal di masyarakat (kelas) menengah ke bawah untuk judol ini. Kami berharap pemerintah betul serius untuk memberantas judol ini karena sampai hari ini kan masih... ya walaupun mungkin pemerintah sudah mengumumkan upaya-upaya sendiri," kata Hariyadi.

Ia menambahkan, meskipun pemerintah saat ini telah menyatakan upaya pemberantasan, efeknya di lapangan belum terasa signifikan. Dampaknya masih jelas terasa di mata rantai ekonomi, terutama untuk sektor menengah bawah yang banyak menjadi target judol.

Adapun strategi untuk menghadapi penurunan okupansi, pelaku usaha perhotelan menawarkan paket-paket Nataru yang lebih kompetitif.

"Kami mencoba untuk membuat paket-paket Nataru yang lebih kompetitif, mulai dari harga, atraksi, dan benefit tambahan untuk menarik tamu. Tetapi, perkembangan (okupansi) sebenarnya baru akan terlihat mulai 1 Desember," pungkasnya.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani saat Konferensi Pers di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa (19/11/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)Foto: Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani saat Konferensi Pers di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa (19/11/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani saat Konferensi Pers di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa (19/11/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Judol Bawa Musibah! Rekening Pemain Bakal Diblokir Pemerintah

Next Article Terungkap! Ternyata Ini Alasan Pengusaha Hotel Ragu Investasi di IKN

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|