Dunia Dihebohkan DeepSeek, Sri Mulyani Ingatkan Bahaya Disrupsi AI

14 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi global dipenuhi ketidakpastian. Tidak hanya geopolitik yang mempengaruhi kondisi global, disrupsi dari bidang teknologi, yakni bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Sri Mulyani mengungkapkan AI menjadi salah satu game changer yang ikut mempengaruhi tatanan global baik dari sisi politik, ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, dia berpesan semua pihak harus bijaksana dalam menghadapi disrupsi AI ini.

"Disrupsi AI itu sudah pasti hadir. Apakah ini bermakna positif atau negatif itu tergantung kita dalam menerapkan ekosistemnya. Bila kita mampu menjaga dan memperkuat ekosistem perekonomian maka kehadiran AI dan digital teknologi bisa memberikan kesempatan baru di tengah ketidakpastian ekonomi," ungkapnya dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).

Bahasan Sri Mulyani ini sejalan dengan perkembangan global. Saat ini, aplikasi AI China tengah membuat heboh dunia. DeepSeek membuat heboh global pada Senin (27/1/2025). Kehebohan ini membuat saham-saham teknologi di Amerika Serikat (AS) pun ditutup ambruk kemarin.

DeepSeek berhasil menyalip saingannya yakni ChatGPT, sebagai aplikasi gratis berperingkat teratas yang tersedia di App Store Apple di AS. Mengutip Reuters, DeepSeek didukung oleh model DeepSeek-V3, yang menurut para kreatornya "memimpin papan peringkat di antara model open source dan menyaingi model sumber tertutup tercanggih secara global."

Menurut perusahaan riset data aplikasi Sensor Tower, aplikasi kecerdasan buatan tersebut telah melonjak popularitasnya di kalangan pengguna AS sejak dirilis pada 10 Januari lalu.

Hal ini menjadi bukti bahwa DeepSeek telah mendobrak kesan di Silicon Valley, mematahkan pandangan umum tentang keunggulan AS dalam AI dan efektivitas kontrol ekspor Washington yang menargetkan chip canggih dan kemampuan AI China.

Adapun model AI dari ChatGPT hingga DeepSeek memerlukan chip canggih untuk mendukung pelatihannya. Pemerintahan AS Joe Biden sejak 2021 telah memperluas cakupan larangan yang dirancang untuk menghentikan ekspor chip ke China yang akan digunakan untuk melatih model AI perusahaan China.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Sri Mulyani: Pelemahan Rupiah Saat Ini Masih Lebih Baik Dibanding 2024

Next Article Video: Terungkap Isi Perbincangan Sri Mulyani dan Prabowo

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|