Bogor, CNBC Indonesia - Tak hanya berdampak pada penurunan omzet penjualan, sepinya pelanggan di sentra tas legendaris Tajur, Bogor, Jawa Barat, membuat banyak pekerja kehilangan pekerjaannya karena pemilik tak sanggup untuk membayar gaji mereka.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Rabu (8/10/2025) ada toko yang sebelumnya mempekerjakan puluhan orang, kini pekerjanya kurang dari sepuluh orang. Bahkan ada juga toko yang awalnya mempekerjakan ratusan orang, kini hanya kurang dari sepuluh orang.
Salah satunya diungkap oleh Warman (samaran), salah satu karyawan di toko tas SKI, mengungkapkan waktu masih ramai, toko tersebut mempekerjakan sekitar 40 orang. Tetapi setelah sepi, jumlah karyawan terpangkas menjadi 10 orang.
"Dulu waktu masih ramai, ada 40 karyawan di sini, sekarang jadi sepi, ya tinggal 10 orang," kata Warman kepada CNBC Indonesia.
Selain memangkas karyawan, jam kerja karyawan yang tersisa juga dikurangi, yang biasanya bisa tiga shift waktu, kini hanya bisa dua shift waktu.
"Waktu masih ramai, karena banyak karyawannya, bisa 3 shift, itu aja masih keteteran, sekarang ya cuma bisa 2 shift," lanjutnya.
Senada dengan Warman, Febri (samaran) di toko Bogor Tas mengungkapkan tokonya sempat mempekerjakan 20 orang, sebelum kini hanya 9 orang.
Foto: Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
"Karyawan di sini sempat ada 20-an orang, sekarang tinggal 9 orang saja," ujar Febri.
Bahkan saat ditemui CNBC Indonesia, tidak semua karyawan bekerja, karena ada yang sedang ambil libur.
"Ini memang lagi enggak ada semua, ada beberapa yang sedang libur," ungkapnya.
Sementara itu, Supardi (samaran), petugas keamanan di salah satu pabrik tas yang kini hanya melayani perbaikan tas, dahulu pabrik tersebut mempekerjakan ratusan orang. Mirisnya, kini tersisa 6 orang termasuk dirinya.
"Dulu pas masih ramai, produksi kan kenceng ya, sampai juga buat ekspor, sempat di sini ada ratusan orang, termasuk saya. Sekarang sudah sisa sedikit, ya 6 orang, 2 satpam termasuk saya, 4 pekerja di dalam yang masih bertahan, 2 diantaranya wanita," kata Supardi.
Sebelumnya, menurut penuturan para pekerja rata-rata omzet yang didapat toko kini ambruk hingga 50%. Efeknya beberapa toko tak bisa lagi bertahan dan memilih untuk menutup aktivitas bisnisnya.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, toko-toko tas ini berada di Jalan Tajur. Dulunya, di Jalan Tajur ini berdiri sekitar 20 toko tas dengan skala bisnis menengah sampai besar. Jalan Tajur Bogor juga dulunya rawan titik macet terutama di akhir pekan karena banyaknya angkot yang ngetem di depan toko tas hingga menjadi parkir bus pariwisata.
Banyak wisatawan lokal terutama dari Jakarta dan daerah sekitar Bogor yang mengunjungi kota Bogor bahkan hanya untuk berburu tas bikinan lokal tajur ini. Salah satu pabrik tas yang terkenal yang justru terletak di daerah Katulampa - Bantar kemang adalah Sumber Karya Indah (SKI). Pabrik ini juga menggabungkan belanja tas dengan pusat rekreasi keluarga. Selain SKI banyak juga outlet-outlet dari pengrajin rumahan kecil menghiasi daerah Tajur dan daerah sekitar tajur lainnya.
Kini kondisinya berbanding terbalik menjadi sunyi sepi dan tak ada lagi kemacetan. Hanya beberapa toko tas yang masih bertahan, meski hampir tak ada yang pengunjung yang datang. Beberapa toko tas masih bertahan seperti Bogor Tas, Sumber Tas Tajur, SKI Tajur, dan Donatello. Sedangkan sisanya, termasuk Terminal Tas sudah gulung tikar. Adapun untuk Terminal Tas, kini rukonya dikabarkan akan tergantikan oleh toko mebel.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Mau PHK Massal, Pengusaha Hotel Minta Ini ke Pemerintah