Eropa 'Mundur Teratur' soal Tarif Trump, China Kini Jalan Sendirian?

1 week ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah memanasnya dinamika perdagangan global, Uni Eropa memutuskan untuk menunda penerapan tarif balasan terhadap Amerika Serikat selama 90 hari, sebagai bentuk itikad baik demi membuka ruang bagi negosiasi lanjutan.

Keputusan tersebut diumumkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (10/4/2025), hanya sehari setelah Presiden AS Donald Trump melakukan langkah mengejutkan dengan menangguhkan tarif resiprokal yang sebelumnya ia umumkan.

"Ketika kami menyelesaikan adopsi langkah-langkah balasan Uni Eropa yang mendapat dukungan kuat dari negara-negara anggota kami, kami akan menangguhkan pelaksanaannya selama 90 hari," ujar von der Leyen dalam pernyataan resmi, dilansir dari AFP.

"Jika negosiasi tidak menghasilkan hasil yang memuaskan, maka langkah balasan kami akan segera diberlakukan."

Langkah ini merupakan tanggapan atas kebijakan tarif besar-besaran Trump terhadap ekspor baja dan aluminium dari berbagai negara, termasuk negara-negara Uni Eropa. Pada Rabu, Uni Eropa sebenarnya telah menyetujui langkah awal untuk mengenakan tarif pada produk-produk asal AS senilai lebih dari 20 miliar euro, termasuk kedelai, sepeda motor, dan produk kecantikan.

Namun, karena Trump memilih untuk menunda tarif resiprokal selama 90 hari, Brussels pun menunjukkan sikap serupa - menangguhkan responsnya untuk sementara waktu.

Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, mengungkapkan bahwa komunikasi dengan pihak AS terus berlangsung secara aktif. Pada Kamis, ia mengonfirmasi telah berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.

"Percakapan lain... saat kami bersiap menangguhkan tindakan balasan UE dan memasuki negosiasi yang bermakna. Komunikasi yang konstan dan pembaruan harian membuat kami terus bergerak maju," kata Sefcovic melalui akun X.

Meskipun langkah-langkah balasan sementara ditangguhkan, Uni Eropa belum sepenuhnya menutup pintu terhadap tindakan yang lebih tegas di masa depan. Menurut von der Leyen, "Pekerjaan persiapan terhadap tindakan balasan lebih lanjut masih terus berjalan. Semua opsi tetap ada di meja."

Trump sebelumnya menetapkan tarif resiprokal sebesar 20% atas produk dari Uni Eropa, termasuk sektor otomotif, yang hingga kini belum mendapat respons resmi dari Brussels.

Dalam pernyataan terpisah, von der Leyen menyambut baik keputusan Trump untuk menunda tarif sebagai "langkah penting menuju stabilitas ekonomi global." Ia menegaskan kembali bahwa Uni Eropa berkomitmen terhadap dialog yang konstruktif dengan Washington.

"Uni Eropa tetap berkomitmen pada negosiasi yang membangun dengan Amerika Serikat," katanya.

Ia juga mengulangi tawaran blok tersebut untuk pembebasan tarif bilateral atas mobil dan barang industri lainnya.

Von der Leyen menegaskan bahwa pilihan untuk berdialog lebih diutamakan daripada pembalasan, dengan harapan dapat meredakan ketegangan yang telah mengguncang pasar global dan memicu kekhawatiran resesi.

Menanggapi keputusan Uni Eropa untuk menunda balasan tarif, Trump memuji langkah tersebut.

"Mereka sangat cerdas. Mereka siap mengumumkan balasan. Lalu mereka mendengar apa yang kami lakukan terhadap China... dan mereka berkata, 'Kita akan menahan diri dulu,'" ujar Trump.

AS Vs China

Namun, perang dagang Trump dengan China tidak mereda, yang mengatakan kebijakan tarif AS "bertentangan dengan keinginan dunia dan merugikan seluruh dunia".

Peningkatan tarif terhadap China yang kini menjadi 145% mulai berlaku pada saat yang sama dengan pungutan balasan sebesar 84% yang dikenakan Beijing terhadap impor AS.

Beijing pun menambahkan Hollywood ke dalam daftar targetnya pada Kamis saat mengumumkan akan "mengurangi secara moderat" jumlah film AS yang diimpornya.

Namun, Kementerian Perdagangan China mengatakan pintu tetap terbuka untuk dialog.

"Kami berharap AS akan menemui China di tengah jalan, dan, berdasarkan prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, menyelesaikan perbedaan dengan benar melalui dialog dan konsultasi," kata juru bicara Kementerian Perdagangan He Yongqian.

Trump telah memperkirakan bahwa kesepakatan perdagangan akan dibuat dengan semua negara, termasuk China, yang untuk saat ini menolak untuk mencabut tarif balasan atas barang-barang AS.

"Sebuah kesepakatan akan dibuat dengan China. Sebuah kesepakatan akan dibuat dengan setiap negara," kata Trump di Gedung Putih. Namun, para pemimpin China "tidak tahu bagaimana cara melakukannya".


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pantang Mundur! China Tak Gentar Lawan Ancaman Tarif Trump

Next Article Video: Ancaman Perang Tarif Era Donald Trump

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|