Jakarta, CNBC Indonesia - Turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman) dilaporkan banyak yang memilih tinggal berlama-lama di Bali. Fenomena baru ini terutama banyak dilakukan oleh wisman yang memiliki pekerjaan di negara asalnya, kemudian mengambil masa "cuti panjang" dan hijrah sementara ke Bali.
Kondisi ini disebut jadi salah satu penyebab makin macetnya lalu lintas di Bali, hingga jadi sorotan dan viral di dunia maya. Menyusul fenomena makin banyaknya pelancong asing memilih menetap sementara, menikmati pariwisata dan alam di Bali.
"Trennya berubah sekarang, jauh sekali. Itu trend untuk long term stay. Ada banyak orang sekarang, sesudah Covid, yang pilih Bali untuk tinggal selama 1 tahun, 2 tahun, setengah tahun. Itu kayak namanya gap year, atau seperti call year," kata CEO OXO Group Indonesia Johannes Weissenbaeck kepada CNBC Indonesia, Senin (24/2/2025).
"Misalnya, orang sudah punya kerjaan bagus, ada yang usianya 50 tahun, dia punya cuti atau istirahat dalam perusahaan, dia ambil keluarga. Dia bilang, oke kita bikin 1 tahun bersama-sama keluarga, saya work remotely, dan kita pindah ke Bali untuk 1 tahun. Itu kayak satu tahun spesial dalam hidup. Banyak orang melakukannya, misal dari Silicon Valley, dari London, Paris, kita punya orang dari Sydney," sebutnya.
Fenomena itu terjadi karena si pekerja diduga ingin melepas penat dengan cara bekerja dari Bali.
"Dia mau break saja, karena kerjaan 9 to 5 terus. Tapi bukan tinggal tunggu pensiun, mereka mau mini pensiun dalam 1 tahun," ujar Johannes.
Di sisi lain transportasi umum di Bali masih belum memadai untuk menampung banyak orang sekaligus. Akibatnya, wisatawan lebih banyak mengandalkan transportasi pribadi seperti motor dan mobil untuk berkeliling Bali. Hal inilah yang kemudian menimbulkan kepadatan arus lalu lintas hingga macet.
Menanggapi kondisi ini, Johannes pun mengeluhkan kemacetan yang tak sejalan menunjukkan pertumbuhan pendapatan pariwisata di Bali. Alias tidak serta merta mendongkrak devisa yang dibawa wisman ke Bali.
"Lebih bagus pengunjung turun tapi spending naik. Saya tidak terlalu senang dengan banyak kendaraan karena macet. Lebih baik sedikit wisatawan tapi spending banyak. Menurut saya, Bali punya kesempatan besar untuk bikin pulau yang paling cantik," pungkasnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nasib 75 Tahun Kerja Sama RI-Turki di Tangan Prabowo-Erdogan
Next Article Jelang Musim Dingin, Siap-Siap Banjir Kunjungan Turis Korsel di Bali