Jakarta, CNBC Indonesia — Setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 7%, Komisi XI DPR, Lembaga Penjamin Simpanan, dan Bank Indonesia melakukan rapat secara intensif.
"Beberapa hari terakhir, 2 hari ini d komisi 11 ada rapat yang mendalam dengan LPS dan BI bahkan baru semalam selesai dengan BI," kata Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun dalam acara Capital Market Forum 2025, di Gedung BEI, Jakarta (21/3/2025).
Dalam rapat tersebut, para pemangku kepentingan melihat situasi berubah setelah Donald Trump menjabat sebagai presiden Amerika Serikat. Trump memberikan ketidakpastian baru yang luar biasa.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya IHSG ambruk pada Selasa (19/3/2025). Pada sesi I, IHSG turun 5% dan membuat Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan sementara atau trading halt selama 30 menit. Namun setelah periode trading halt berakhir dibuka, IHSG kembali merosot hingga turun lebih dari 7%.
Pada dua hari selanjutnya IHSG berangsur pulih dan ditutup naik 1,42% dan 1,11%. Hal ini seiring dengan Otoritas Jasa Keuangna (OJK) merilis relaksasi buyback tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS).
Buyback tanpa RUPS merupakan usulan dari para taipan pasar modal, merespons koreksi di IHSG.
Akan tetapi pada hari ini, Jumat (21/3/2025), per pukul 9.45 WIB, IHSG ambruk 1,43% ke 6.290,51. Nyaris seluruh sektor perdagangan bursa bergerak di zona merah, kecuali sektor teknologi yang menguat ditopang oleh kenaikan saham DCII.
Sementara itu, sektor finansial menjadi yang paling tertekan dengan penurunan hingga 3%. Selain sektor finansial, perusahaan blue chip secara luas menjadi biang kerok pelemahan IHSG hari ini.
Bank Central Asia (BBCA) yang melemah 3,28% ke Rp 8.100 per saham menjadi pemberat utama kinerja IHSG dengan kontribusi pelemahan hingga 23 indeks poin.
Lalu ada Bank Mandiri (BMRI) dan Bank rakyat Indonesia (BBRI) yang juga terkoreksi pada perdagangan hari ini dengan kontribusi pelemahan masing-masing sebesar 14 dan 12 indeks poin. Terakhir melengkapi lima besar, ada Telkom Indonesia (BBNI) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) yang juga ikut melemah hari ini.
Sejumlah emiten konglomerat masih menjadi bahan bakar IHSG yang menjadi penopang dari ambruk lebih dalam. Saham kongsi Salim-Toto Sugiri kembali menjadi penopang utama IHSG, diikuti oleh emiten Grup Sinar Mas DCII dan emiten Prajogo Pangestu TPIA.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menguat Lebih Dari 1%, IHSG Melaju ke Level 6.400-an
Next Article Respon Kabinet Menteri Prabowo, IHSG Dibuka Menguat