Harga Minyak Terus Naik, Ada Andil AS Hingga China

20 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kembali menguat pada perdagangan Rabu pagi waktu Indonesia (7/5/2025), didorong sinyal penurunan produksi minyak di Amerika Serikat serta permintaan yang pulih dari Eropa dan China pasca libur panjang.

Mengacu pada data Refinitiv, harga minyak Brent kontrak Juli 2025 naik 0,6% ke US$62,50 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2025 juga naik 0,74% ke posisi US$59,49 per barel.

Kenaikan harga ini menjadi lanjutan pemulihan dari tekanan tajam yang sempat menyeret Brent ke level terendah empat tahun awal pekan ini. Pasar sebelumnya dibayangi sentimen bearish setelah OPEC+ memutuskan mempercepat peningkatan produksi, memicu kekhawatiran oversupply di tengah pelemahan prospek permintaan akibat kebijakan suku bunga tinggi AS.

Namun, harga yang lebih rendah dalam beberapa pekan terakhir justru mendorong perusahaan energi AS seperti Diamondback Energy dan Coterra Energy untuk memangkas jumlah rig aktif. Langkah ini diperkirakan akan menekan output AS dalam beberapa bulan mendatang.

Dukungan tambahan datang dari data persediaan minyak mentah AS. Menurut sumber pasar yang mengutip laporan American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah turun sekitar 4,5 juta barel pada pekan yang berakhir 2 Mei 2025. Pasar kini menanti rilis resmi dari Energy Information Administration (EIA) pada pukul 21:30 WIB malam ini. Konsensus analis memperkirakan penurunan rata-rata sebesar 800.000 barel.

Selain sisi pasokan, sentimen positif juga datang dari prospek permintaan. Di China, belanja konsumen meningkat selama libur panjang May Day, memberi harapan akan pulihnya aktivitas ekonomi. Sementara di Eropa, laporan keuangan perusahaan menunjukkan perbaikan: estimasi pertumbuhan laba kuartal I/2025 kini naik menjadi 0,4%, berbalik arah dari kontraksi 1,7% yang diperkirakan pekan lalu.

Pasar juga menantikan hasil rapat kebijakan moneter Federal Reserve malam ini waktu Indonesia, di mana sebagian besar pelaku pasar memperkirakan suku bunga acuan akan ditahan.

CNBC Indonesia 


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak

Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|