Hijau Pongkor dan Kisah Perempuan Penjaga Ketahanan Pangan Desa

1 hour ago 1

Bogor, CNBC Indonesia - Siang itu cahaya matahari mulai menerobos tipis di antara awan, namun panasnya tak benar-benar terasa. Pepohonan muda hasil reklamasi tambang PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor menciptakan suasana teduh seperti hutan yang tengah tumbuh.

Di sela rimbunnya daun, kicau burung juga terdengar. Di sudut lain, beberapa tunas tanaman endemik seperti Puspa, Ganitri, Huru, hingga Palahlar mulai tumbuh menandakan keberhasilan upaya revegetasi yang dilakukan perusahaan.

Tidak seperti anggapan umum tentang tambang yang membuka lahan secara luas, Tambang Emas Pongkor di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, Bogor, yang dioperasikan PT Aneka Tambang UBPE Pongkor menggunakan sistem penambangan bawah tanah.

Oleh sebab itu, area yang dibuka di permukaan hanya digunakan untuk fasilitas penunjang dan sejumlah infrastruktur penting. Area reklamasi yang dilakukan juga telah memenuhi persyaratan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kalau PT Antam, UBP Pongkor, penambangannya kan ini underground ya, bawah tanah. Artinya sangat minim sekali untuk bukaan lahan. Bukaan lahan itu kita praktekkan untuk hanya fasilitas penunjang saja. Jadi kalau penambangan sendiri nggak, kita nggak buka secara terbuka," ungkap Mining Environment Antam Rengga Wasesa saat ditemui di Pongkor, Kabupaten Bogor, Kamis (16/10/2025).

Rengga lantas mengajak ke sebuah area yang menjadi pusat upaya pemulihan lingkungan Antam Pongkor yakni nursery, tempat seluruh bibit kehidupan disiapkan sebelum ditanam ke lahan reklamasi.

Di bawah naungan paranet, ratusan polybag berisi bibit Puspa, Ganitri, Huru, hingga Palahlar tersusun rapi. Adapun, sebelum reklamasi dan revegetasi dilakukan pihaknya harus memastikan bibit endemik tersedia dalam jumlah cukup dan terkelola dengan baik.

Rengga kemudian menjelaskan mengenai area pengomposan yang menjadi sumber nutrisi bagi seluruh bibit di nursery. Tumpukan daun-daun kering, sisa ranting dan bahan organik lain dikumpulkan lalu diolah menggunakan campuran biologis hingga berubah menjadi kompos.

"Itu ada nanti tempat komposnya, bahan organiknya dari sisa daun-daun kering, nanti ada campuran formulasi secara biologi, nanti ada pengolahannya. Nah di sekeliling nursery juga ada area-area reklamasi yang sudah 100% berhasil," kata dia.

Ia lantas menunjukkan di sekeliling nursery, pemandangan berubah menjadi hamparan hijau yang lebih rimbun. Di titik-titik itu lah, reklamasi dinyatakan telah berhasil 100%.

Berdasarkan catatan ANTAM, sejak periode 2013 hingga 2024, total sekitar 48 hektare lahan telah berhasil direklamasi. Namun, luas tersebut tidak berada dalam satu kawasan utuh melainkan terbagi dalam spot-spot terpisah yang tersebar di bagian selatan, utara, hingga timur Pongkor.

Rengga menjelaskan, reklamasi menjadi kewajiban penting karena kegiatan tambang harus berjalan sesuai kaidah lingkungan dan kehutanan. Terlebih, aktivitas tambang memiliki banyak dampak.

Ia mengungkapkan, setidaknya masih terdapat sekitar 70 hektare area yang perlu direstorasi melalui tahapan revegetasi dan reklamasi. Meski demikian, ada beberapa lahan yang memang harus direklamasi dan yang harus dipertahankan.

"Contoh kantor pertambangan atau bangunan-bangunan yang tidak dibongkar atau tidak revegetasi. Jalan-jalan juga ada yang tidak revegetasi. Nah itu nanti ada dalam dokumen-dokumen kami, mana saja, dari sekian hektare tersebut ada yang direklamasi dan ada yang tidak," ujarnya.

Perempuan Tangguh Penjaga Ketahanan Pangan Desa

Selain menjalankan reklamasi dan revegetasi di area operasionalnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) juga memperkuat kontribusi sosial ekonomi masyarakat melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Salah satu inisiatifnya diwujudkan melalui Rumah Belajar Gerakan Ramah Lingkungan untuk Mendukung Ketahanan Pangan (GARITAN) yang berlokasi di Desa Kalong Liud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Kepala Desa Kalong Liud Jani Nurjaman mengatakan program tersebut telah berjalan sejak 2022. Program pertanian yang menjadi bagian dari prioritas desa itu dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengelolaan dana desa, di mana sekitar 20% anggarannya wajib dialokasikan untuk program ketahanan pangan dan hewani.

Adapun pelaksanaan program ketahanan pangan ini dimulai melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa, kata Jani, berkewajiban mengakomodasi seluruh petani di Kalong Liud serta mendorong kolaborasi mereka dalam menjalankan program ketahanan pangan tersebut.

"Dan untuk tahun 2025 ini program tersebut kami integrasikan dengan badan usaha milik desa ataupun BUMDES untuk melaksanakan program ketahanan pangan ini," kata dia saat ditemui di Desa Kalong Liud, Bogor, Jumat (17/10/2025).

Program tersebut dilaksanakan melalui kerja sama dengan empat kelompok tani di Desa Kalong Liud. Salah satunya adalah Kelompok Tani Taruna Muda, lokasi di mana Rumah Belajar GARITAN kini berdiri.

Menurut Jani, Rumah Belajar GARITAN menjadi tempat berkumpul dan belajar bagi para petani di Desa Kalong Liud. Adapun fasilitas tersebut hadir berkat dukungan ANTAM, yang terus memberikan pendampingan seiring berkembangnya program.

Ia menjelaskan misi bersama antara pemerintah desa dan ANTAM adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani. Program tersebut telah memberikan manfaat nyata bagi warga Desa Kalong Liud.

"Bahkan sekarang ini sampai kita juga mengakomodir kelompok wanita tani yang bagian daripada kelanjutan pelaksanaan kegiatan program pertanian pangan," kata dia.

Program ketahanan pangan yang dijalankan melalui Rumah Belajar GARITAN terbukti memberikan dampak nyata bagi perekonomian masyarakat Desa Kalong Liud. Salah satu yang merasakannya adalah Ida Herlina (53), Ketua Kelompok Tani Sejahtera.

Ida menceritakan, pada awal mengikuti program ini, ia hanya memiliki tiga anggota. Jumlah itu meningkat menjadi enam orang pada akhir 2023, hingga akhirnya berkembang menjadi sepuluh, termasuk dirinya pada 2025.

Menariknya, dari seluruh anggota tersebut, hanya Ida yang perempuan, sekaligus memimpin kelompok. Ia menyebut dukungan semangat dari sesama petani membuatnya terus bertahan memimpin sejak 2023 hingga kini.

Pada Juni 2023, pemerintah desa memberikan bantuan bagi para petani sehingga kelompoknya dapat membuka lahan baru. Menurut Ida, lahan tersebut awalnya berupa hamparan gambut yang dipenuhi alang-alang setinggi orang dewasa.

Berkat pendampingan dan kolaborasi program, tiap anggota kelompok kini mampu mengelola sekitar 1,5 hektare lahan. Hasilnya mulai terlihat, ia dan kelompoknya baru saja melakukan panen padi yang membantu memenuhi kebutuhan pangan di Desa Kalong Liud.

"Alhamdulillah bisa menolong. Walaupun dengan membeli. Desa Kalong Liud nggak kesusahan mencari beras kemana-mana. Dari hasil kelompok tani Ibu, untuk 1, 2, 3 RW kecukupan," kata dia ditemui di Desa Kalong Liud, Bogor, Jumat (17/10/2025).

Ida mengisahkan sebelum terjun ke dunia pertanian, ia tidak memiliki aktivitas khusus selain menjadi ibu rumah tangga. Namun keinginannya untuk terus belajar membuatnya tertarik ketika para petani laki-laki di desanya mengajak membentuk kelompok pertanian.

Ditambah lagi, bendungan di desa sempat jebol, memunculkan keprihatinan sekaligus dorongan bagi dirinya untuk lebih berperan. Ia merasa perempuan juga perlu maju dan mengambil bagian dalam pembangunan desa.

Di samping itu, sebelum menjadi ketua kelompok tani, Ida mengaku sepenuhnya bergantung pada penghasilan suaminya yang bekerja di Jakarta. Waktu tempuh pulang yang lama membuat pendapatan keluarga menjadi tidak selalu stabil.

"Alhamdulillah selama ini dibantu sama ANTAM udah banyak ya bantuannya. Apalagi bimbingannya dari para pendamping. Ketika Ibu nggak tahu apa-apa jadi tahu gitu dibimbing sama mereka," tutupnya.

(ven/wia)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|