Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan berat yang dialami industri hotel dan restoran di Jakarta kembali memunculkan fenomena baru. Fenomena itu yaitu makin banyak properti hotel yang dijual secara terbuka di platform daring seperti OLX dan lainnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan, meski belum banyak laporan resmi dari anggota yang menyatakan menutup usahanya, indikasi tekanan itu tampak dari maraknya penjualan hotel secara online.
"Kalau dilihat di OLX atau platform lain, banyak sekali hotel yang dijual. Itu sinyal bahwa mereka tidak sanggup lagi mengelola," ujar Sutrisno dalam konferensi pers melalui zoom meeting, Senin (26/5/2025).
Penjualan hotel secara daring dinilai sebagai jalan terakhir yang diambil pelaku usaha setelah berbagai upaya efisiensi dilakukan. Dari pengurangan karyawan, penghentian rekrutmen baru, hingga memangkas promosi yang semua sudah dicoba demi bertahan di tengah merosotnya okupansi dan melonjaknya biaya operasional.
Sejak awal 2025, beban biaya meningkat signifikan. Tarif air dari PDAM naik hingga 71%, harga gas industri naik 20%, dan Upah Minimum Provinsi (UMP) naik 9%. Di sisi lain, permintaan pasar juga anjlok, terutama dari segmen pemerintahan yang selama ini jadi andalan hotel untuk kegiatan dinas dan rapat.
"Pasar pemerintah menyusut karena anggaran dipotong. Wisatawan asing pun masih minim. Sementara kita dibebani berbagai regulasi dan sertifikasi yang biayanya tidak kecil," tambah Sutrisno.
Dalam kondisi seperti itu, diperkirakan menjual aset menjadi salah satu pilihan cepat untuk menghentikan kerugian. Namun PHRI mengingatkan, jika tren ini terus berlanjut, maka Jakarta bisa kehilangan banyak hotel resmi, yang selama ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja.
"Kalau properti hotel jatuh ke tangan investor nonindustri atau dialihfungsikan, maka ekosistem pariwisata bisa terganggu. Kita kehilangan lapangan kerja, pendapatan pajak, dan fasilitas publik," tegasnya.
PHRI mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan stimulus nyata bagi pelaku usaha, bukan hanya janji. Dukungan bisa berupa insentif energi, promosi pariwisata domestik, dan reformasi regulasi perizinan. Tanpa itu, tekanan finansial bisa berubah menjadi gelombang pelepasan aset secara massal.
"Ini bukan hanya soal bisnis lagi. Ini soal keberlangsungan industri yang jadi wajah Jakarta di mata nasional maupun internasional," tutup Sutrisno.
(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Okupansi Merosot Efek Efisiensi, Gimana Cara Hotel Bertahan?
Next Article Video: Pemerintah Mau Hemat Anggaran, Pengusaha Hotel "Menjerit"