Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (9/1/2025), di tengah respons pasar akan hasil risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada dini hari tadi waktu Indonesia.
IHSG ditutup melemah 0,22% ke posisi 7.064,59. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.000 hingga hari ini, di mana IHSG sudah berada di level psikologis ini selama empat hari beruntun.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 7,7 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 236 saham naik, 350 saham turun, dan 211 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor energi menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 1,01%.
Sementara dari sisi saham, emiten energi baru terbarukan konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan emiten perbankan besar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG masing-masing mencapai 9,6 dan 7,3 indeks poin.
IHSG berakhir merana dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari hasil risalah the bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) minutes yang rilis pada dini hari tadi waktu Indonesia.
Hasil FOMC Minutes The Fed tampak semakin mengkonfirmasi terhadap isyarat perlambatan laju cut rate pada tahun ini.
Mengutip dari risalah the Fed dini hari tadi ""Pejabat Federal Reserve pada pertemuan bulan Desember mereka menyatakan kekhawatiran tentang inflasi dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang mengindikasikan bahwa mereka akan bergerak lebih lambat dalam pemangkasan suku bunga karena ketidakpastian"
Tanpa menyebut nama Trump, ringkasan pertemuan tersebut menampilkan setidaknya empat penyebutan tentang dampak perubahan dalam kebijakan imigrasi dan perdagangan terhadap ekonomi AS.
Sejak kemenangan Trump dalam pemilihan umum November, Ia telah mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif yang agresif dan menghukum terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada serta mitra dagang AS lainnya.
Selain itu, ia bermaksud untuk melakukan lebih banyak deregulasi dan deportasi massal.
Namun, sejauh mana tindakan Trump dan khususnya bagaimana tindakan tersebut akan diarahkan menciptakan serangkaian ambiguitas tentang apa yang akan terjadi, yang menurut anggota Komite Pasar Terbuka Federal akan memerlukan kehati-hatian.
"Hampir semua peserta menilai bahwa risiko kenaikan terhadap prospek inflasi telah meningkat," ungkap risalah tersebut.
Menurut perangkat CME Fedwatch Tool semakin menunjukkan dominasi dari probabilitas suku bunga the Fed akan ditahan pada pertemuan bulan ini. Peluangnya sudah mencapai lebih dari 95%.
Dari dalam negeri, ada sedikit kabar baik di mana Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Desember 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2024 yang tercatat sebesar 127,7, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 125,9.
"Meningkatnya keyakinan konsumen pada Desember 2024 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 116,0 dan 139,5, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 113,5 dan 138,3," papar Denny, dalam pernyataan resmi, Kamis (9/1/2025).
Adapun IKE dan IEK tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya. Secara kategori pengeluaran responden, peningkatan IKK tertinggi terhadi pada responden dengan pengeluaran Rp 4,1 juta hingga Rp 5 juta. Kemudian, secara spasial, peningkatan IKK tertinggi terjadi di kota Lampung, Banten dan Semarang.
Lalu, berdasarkan IKE, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini menguat.
Menurut Denny, penguatan tersebut didorong oleh perbaikan dalam Indeks Penghasilan Saat Ini, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.
"Ketiga indeks tersebut masing-masing meningkat menjadi 123,9, 112,2 dan 111,8 pada Desember 2024, dibandingakn sebelumnya 121,9, 110,1 dan 108,4 pada November 2024," katanya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global
Next Article IHSG Berakhir di Zona Merah, Tapi Masih Bertahan di Level 7.400