IHSG Dibuka Cerah, Balik Lagi ke 7.100-an

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka bergairah pada perdagangan sesi I Jumat (10/1/2025), di mana pergerakannya cenderung masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,4% ke posisi 7.092,96. Selang enam menit setelah dibuka, penguatan IHSG semakin kencang yakni menjadi 0,6% ke 7.107,07.

IHSG akhirnya berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.100, setelah selama empat hari beruntun bertahan di level psikologis 7.000.

Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 482 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar dan ditransaksikan sebanyak 63.669 kali.

Pergerakan IHSG hari ini cenderung masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari pasar ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) sampai efek melemahnya laju inflasi China.

Pekan ini terbilang sangat sibuk dengan seputar data dari AS, seperti negara dagang dan hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Serangkaian data ketenagakerjaan AS juga rilis pekan ini, seperti JOLs Job Openings, Job Quit, Klaim pengangguran, sampai pada akhirnya data terakhir yang dinanti Jumat ini adalah Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran.

Data NFP menjadi sangat penting karena akan memberikan gambaran berapa tenaga kerja dari karyawan di perusahaan swasta dan pemerintah. Sekitar 80% tenaga kerja di AS terhitung sebagai NFP, jadi data ini cukup ideal jadi gambaran untuk employment AS terkini.

NFP juga jadi indikator kesehatan ekonomi selain inflasi untuk jadi dasar pertimbangan kondisi perusahaan AS yang akan berdampak pada kebijakan moneter The Fed.

Kalau NFP ini masih tinggi, maka kebijakan moneter akan cenderung lebih ketat. Data ini juga berdampak pada volatilitas pasar jangka pendek yangsering dimanfaatkan para trader, khususnya forex.

Selain itu, NFP menjadi gambaran tentang potensi aktivitas konsumsi ke depannya karena berhubungan dengan pekerjaan seseorang untuk mendapatkan gaji yang menunjang daya beli masyarakat.

Adapun, data NFP pada November tercatat 227.000, naik signikan dari bulan sebelumnya yang hanya bertambah 36.000, hal ini terjadi karena pada Oktober terjadiforce majourdi AS.

Melansir laman penghimpun data Trading Economics, kini pasar berharap NFP untuk periode Desember 2024 akan mendingin dengan laju peningkatan yang lebih landai di 160.000 pekerjaan. Sementara, tingkat pengangguran diharapkan masih akan berada di 4,2%, sama seperti bulan sebelumnya.

Selanjutnya, pasar keuangan RI tampaknya masih akan merespon kondisi ekonomi China yang cenderung lesu tercermin kondisi indeks harga konsumen (IHK) terbaru.

Pada kemarin, Biro Statistik Nasional China (NBS) mengumumkan IHK pada 2024 hanya tercatat naik 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi kemunduran dibandingkan laju inflasi 0,2% pada bulan sebelumnya.

Laju inflasi di Tiongkok semakin melemah mendekati angka nol dan tercatat melambat empat bulan beruntun. Kondisi ini menjadi tanda bahwa stimulus untuk menjadi booster ekonomi masih belum bekerja dengan optimal.

Risiko deflasi di Negeri Tirai Bambu ini masih menjadi risiko yang mencerminkan lesu-nya kondisi ekonomi. Hal ini akan berdampak domino pada ekonomi RI lantaran China merupakan partner dagang terbesar.

Sementara itu, dari dalam negeri ada kabar positif dari datangnya investor Qatar masuk program satu juta rumah.

Nota kesepahaman telah ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan investor asal Qatar, Qilaa International Group pada Rabu kemarin (8/1/2024) guna membangun satu juta rumah terjangkau bagi masyarakat menengah ke bawah di perkotaan.

Investasi tersebut menjadi satu bagian dari program pembangunan tiga juta rumah per tahun yang dicanangkan pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article Investor Waswas Demo Peringatan Darurat, IHSG Sesi II Dibuka Merah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|