IHSG Sesi I Ditutup Naik 0,9%, Penguatan Terpangkas

1 week ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi dengan penguatan 0,9%. Indeks naik 56,97 poin ke level 6.368,63. 

Pagi tadi, IHSG dibuka menguat lebih dari 1% dan sempat menyentuh kenaikan 2% pada satu jam pertama perdagangan. 

Hingga sesi I hari ini sebanyak 310 saham naik, 278 turun, dan 369 tidak bergerak. Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 6,37 triliun yang melibatkan 9,45 miliar saham dalam 674.256 kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, hampir seluruh sektor berada di zona hijau. Sektor bahan baku memimpin penguatan dengan 5,35%. Lalu diikuti oleh teknologi (4,86%) dan utilitas (4,69%).

Hal itu seiring dengan saham konglomerat yang bergerak naik dan menjadi penopang utama IHSG. Saham DCI Indonesia (DCII) kembali mencetak auto reject atas (ARA) hari ini dengan kenaikan 10%. Emiten milik Toto Sugiri ini menyumbang 36,67 indeks poin kepada penguatan IHSG hari ini. 

Lalu dua emiten Prajogo Pangestu juga menambah laju kencang IHSG. Chandra Asri Pasific (TPIA) dan Barito Renewables Energy (BREN), masing-masing terbang 11,84%  dan 5,18%. Kedua saham berkontribusi 27,16 indeks poin. 

Adapun kenaikan saham konglomerat hari ini terjadi usai Otoritas Jasa Keuangan merelaksasi kebijakan buyback. Per 18 Maret 2025, emiten dapat melakukan pembelian kembali saham atau buyback tampa melalui mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS). 

Selain itu, pasar keuangan Tanah Air pada perdagangan Kamis hari ini (20/3/2025) masih akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, mulai dari efek suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed, sampai penantian suku bunga China, uang beredar M1 Indonesia, dan update pasar tenaga kerja AS.

Kejelasan kebijakan BI dan The Fed diharapkan menjadi kabar baik pekan ini dan mampu menghentikan badai demi badai yang mengguncang pasar keuangan Indonesia. Dengan keputusan tersebut maka setidaknya faktor ketidakpastian mulai melandai. Namun, investor bisa melihat hal ini juga sebagai sebuah ancaman.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, BI dan The Fed kompak menahan suku bunga acuan. The Fed kembali menahan suku bunganya di level 4,25-4,50% bulan ini. The Fed juga mengingatkan akan ancaman potensi resesi di AS.

Sementara itu Dewan Gubernur BI kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 5,75%. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga tekanan inflasi sesuai target pada tahun ini dan tahun depan sebesar 2,5% plus minus 1%, mempertahankan stabilitas kurs, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai perkiraan di kisaran 4,7%-5,5% pada 2025.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sambut Libur Akhir Pekan, IHSG Sempat Koreksi Lebih Dari 2%

Next Article IHSG Ambruk Lagi, Turun Lebih dari 1%

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|