Imbas Kecelakaan, Warga Korsel Boikot Produk Konglomerasi Jeju Air

3 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Korea Selatan (Korsel) mulai melakukan boikot terhadap produk-produk dari konglomerasi induk maskapai Jeju Air, Aekyung Group. Hal ini terjadi setelah insiden Jeju Air di Bandara Muan hari Minggu lalu yang merenggut nyawa 179 penumpang.

Dalam laporan Korea Times, boikot tersebut dipicu oleh kemarahan publik atas kecelakaan mematikan itu. Sejumlah sinisme netizen pun mulai bermunculan di media sosial seperti X, yang meminta agar warga menjauhi produk Aekyung Group.

Produk-produk tersebut meliputi kosmetik, perawatan rambut, perawatan gigi, kebersihan, dan barang-barang perawatan rumah. Sebagian besar produk ini dibuat oleh Aekyung Industrial, yang memproduksi barang-barang rumah tangga sehari-hari.

"Ini adalah merek Aekyung Group, yang memiliki Jeju Air," kata sebuah unggahan di media sosial pada hari Selasa, disertai montase logo dari puluhan merek, termasuk pasta gigi 2080, perawatan rambut Kerasys, pembersih dapur Trio, dan kosmetik LUNA.

Sebelumnya, pada Minggu pagi, pesawat Jeju Air penerbangan 2216 mengalami insiden pendaratan tanpa roda di Bandara Muan setelah penerbangan dari Bangkok, Thailand. Nampak video menggambarkan bagaimana pesawat itu tak dapat berhenti hingga menabrak sebuah tembok yang akhirnya membuat badan pesawat hancur terbakar.

Pesawat tersebut membawa 181 orang, yang terdiri dari 179 warga Korsel dan 2 warga Thailand. Dalam insiden ini, 179 tewas, sementara 2 orang yang merupakan awak kabin masih dalam perawatan intensif.

Maskapai Jeju Air mengatakan pihaknya 'dengan tulus' meminta maaf. Para pejabat tinggi maskapai tersebut bahkan terlihat membungkuk dalam-dalam pada konferensi pers di Seoul.

"Penerbangan Jeju Air lainnya yang menggunakan model pesawat yang sama mengalami kerusakan yang terkait dengan roda pendaratan dan terpaksa kembali ke Bandara Internasional Gimpo di Seoul tak lama setelah lepas landas pada hari Senin," kata maskapai tersebut.

Kekhawatiran yang mendorong boikot ini muncul saat meningkatnya kecurigaan bahwa Jeju Air telah bekerja berlebihan pada pesawatnya sambil mengabaikan perawatan. Penyidik menemukan bahwa, selama kuartal ketiga, Jeju Air mengumpulkan total 418 jam layanan per bulan, jauh melebihi jam operasional bulanan maskapai lainnya.

Di sisi lain, boikot tersebut semakin dipicu oleh fakta bahwa Pimpinan Aekyung Group Chang Young Shin membutuhkan waktu 11 jam untuk mengeluarkan pernyataan permintaan maaf setelah kecelakaan terjadi. Selain itu, terungkap bahwa pernyataan tersebut awalnya hanya dibagikan kepada wartawan, bukan langsung kepada publik.

Sementara itu, pertarungan hukum Aekyung Industrial yang sedang berlangsung dengan para korban produk disinfektan pelembap udaranya juga telah memicu boikot tersebut. Kasus itu melibatkan tuduhan bahwa produk Aekyung menyebabkan cedera pada paru-paru 98 konsumen antara tahun 2002 dan 2011, 12 di antaranya akhirnya meninggal.

Pada tanggal 26 Desember, Mahkamah Agung mengembalikan kasus tersebut ke Pengadilan Tinggi Seoul, membatalkan hukuman penjara empat tahun untuk mantan CEO perusahaan tersebut, Ahn Yong Chan. Saat itu, putusan tersebut mengatakan tidak jelas apakah para korban hanya terpengaruh oleh disinfektan.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Usai Kecelakaan Maut, Ramai Warga Korsel Batalkan Tiket Jeju Air

Next Article Penyebab Kecelakaan Jeju Air: Roda Pesawat Diduga Tak Berfungsi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|