Industri Teriak Kekurangan Gas, Begini Kondisi Pasokan untuk PLN

7 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mengungkapkan kondisi terbaru terkait pasokan gas untuk pembangkit listrik. Terlebih, ketika saat ini beberapa industri mengaku sudah mengalami kekurangan pasokan gas untuk menunjang produksinya.

Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto mengatakan, pihaknya tengah melakukan penghematan penggunaan gas yang sudah didapatkan perusahaan hingga Juni 2025 mendatang.

Dia menyebut, perusahaan sudah mengamankan pasokan gas hingga bulan Juni 2025. Namun, pihaknya masih menunggu arahan pemerintah untuk mendapatkan pasokan gas pada Juli-Desember 2025 mendatang.

"Jadi dari sisi PLN Group kita memang berusaha mengoptimalkan agar bisa menghemat penggunaan gas ini. Artinya kita upayakan energi lain ini bisa kita maksimalkan," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Senin (28/4/2025).

Bahkan, untuk bisa mendapatkan pasokan gas, PLN juga mencari ekses produksi ataupun penjadwalan ulang Liquefied Natural Gas (LNG) dan juga gas pipa untuk bisa dialihkan ke pembangkit milik PLN.

"Nah ini kita koordinasi erat dengan baik SKK Migas maupun dengan Dirjen Migas maupun dengan produsen gas dan LNG," imbuhnya.

Rakhmad membeberkan, PLN membutuhkan pasokan gas mulai Juli hingga akhir tahun 2025 ini mencapai 20 kargo LNG.

"Jadi kalau berdasarkan perkiraan kita mungkin dari bulan Juli sampai Desember kita masih menunggu arahan pemerintah untuk pemenuhan 16 sampai 20 kargo LNG. Supaya kita bisa memastikan pasokan listrik berjalan dengan aman," tandasnya.

Saat ini PLN sedang melakukan gasifikasi pada pembangkit listrik dari yang sebelumnya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi menggunakan gas.

"Supaya kita bisa mengurangi penggunaan BBM juga. Jadi itu yang pertama. Jadi kita berusaha mengoptimalkan penggunaan energi yang lain," ujarnya.

Industri Teriak Kekurangan Gas

Wakil Ketua Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Widjaja sempat mengungkapkan bahwa berbagai industri dalam negeri sudah mengalami kekurangan pasokan gas.

Achmad mengungkapkan, penurunan pasokan gas setidaknya berdampak pada beberapa industri, khususnya penerima harga gas "murah" atau kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT). Dia menyebut, industri yang telah mengalami kekurangan pasokan gas, terutama adalah industri keramik, kaca, dan baja.

"Dari tujuh sektor yang mendapat HGBT, itu sudah dikatakan bahwa kita di setiap linier, terutama yang keramik, kaca dan baja, pasti shortage (kekurangan gas)," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Kamis (10/4/2025).

Achmad menilai, sejatinya isu pasokan gas bukan menjadi masalah jika alokasi, pemakaian, dan kebutuhan industri bisa ditata dengan baik. Dia menilai, lantaran diberlakukannya skema alokasi, maka pasokan gas untuk industri menjadi kurang merata.

"Kondisi supply (gas) sesungguhnya kalau mau dijalankan sungguh-sungguh seharusnya tidak menjadi masalah," katanya.

Dia menilai, HGBT di Indonesia belum jalan secara efektif. Peran pemerintah dalam menentukan alokasi untuk HGBT juga dinilai belum tepat.

"Sedangkan alokasi seluruhnya pada saat HGBT itu ditentukan oleh ESDM lewat SKK Migas maupun lewat Dirjen Migas. It's all about, sudah ada the number kan. Nggak mungkin kan besok diberikan baru cari lagi sumbernya kan, nggak mungkin," tandasnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Produksi Gas RI Terus Turun, Pasokan Pembangkit PLN Terganggu?

Next Article Cegah Kekurangan Gas, Ekspor LNG Bakal Dialihkan ke Domestik

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|