Ini 5 Hiasan Dunia Menurut Rasulullah

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia ini hanyalah sementara. Namun, umat Islam diajarkan untuk tidak mengabaikan potensi dan kemampuan kebajikan mereka dalam menjalani kehidupan di dunia.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW menggambarkan dunia ini sebagai bustan (taman). Beliau bersabda:

الدُّنْيَا بُسْتَانٌ زُيِّنَتْ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ: عِلْمُ الْعُلَمَاءِ وَعَدْلُ الْأُمَرَاءِ وَعِبَادَةُ الْعُبَّادِ وَأَمَانَةُ التُّجَّارِ وَنَصِيحَةُ الْمُحْتَرِفِينَ

Berdasarkan hadis itu, ada lima perhiasan "taman" dunia. Pertama, para ulama. Mereka berilmu bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan juga Muslimin dan kemanusiaan pada umumnya. Kaum alim membimbing generasi muda dan menyelamatkan umat yang masih terbelakang. Itulah nilai dari ilmu yang bermanfaat.

Kedua, keadilan para penguasa. Nabi SAW memuji pemimpin yang adil. Bahkan, beliau bersabda, "Satu hari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan yang turun selama 40 hari” (HR ath-Thabrani, Bukhari, Muslim, dan Imam Ishaq).

Ketiga, ibadahnya para hamba Allah. Seorang Mukmin yang menyadari kewajibannya akan menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Muslimin yang sungguh-sungguh khusyuk dalam beribadah juga terpanggil untuk bertobat kepada-Nya.

Keempat, amanahnya para pedagang. Ini pun berlaku bagi setiap profesi. Allah Ta'ala berfirman:

وَ اَوۡفُوۡا بِعَهۡدِ اللّٰهِ اِذَا عَاهَدتُّمۡ وَلَا تَنۡقُضُوا الۡاَيۡمَانَ بَعۡدَ تَوۡكِيۡدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ اللّٰهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيۡلًا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُوۡنَ‏

"Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah, setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat" (QS an-Nahl: 91).

Kelima, disiplinnya para pekerja. Mereka bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahkan, para utusan Allah memberikan keteladanan dalam hal ini.

Para nabi, selain aktif menyeru kepada kebaikan ternyata ---pada waktu yang sama--- juga rajin bekerja dalam bidangnya masing-masing. Ibnu Abbas berkata, ''Adam menjadi petani, Nuh menjadi tukang kayu, Idris menjadi penjahit, Ibrahim dan Luth menjadi petani, Shalih menjadi pedagang, Daud menjadi pandai besi, Musa, Syu'aib, dan Muhammad menjadi penggembala'' (Ibnu Qudamah Al Maqdisi, Mukhtashar Minhajul Qashidin).

Apabila direnungkan dengan mendalam dan dikaji sungguh-sungguh, lima unsur yang dimaksud hadis di atas---yakni ulama, penguasa, ahli ibadah, pedagang dan pekerja---amat esensial dalam kehidupan masyarakat.

Dengan menyatunya unsur-unsur tersebut akan terwujud suatu keseimbangan, keselarasan, keharmonisan, dan kemaslahatan yang didambakan umat manusia di manapun mereka berada dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, tidak terkecuali dalam berbangsa dan bernegara.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|