Ini Penyebab IHSG Dibuka Menguat Pada Perdagangan Perdana di 2025

3 months ago 39

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke atas level 7100 pada hari pertama perdagangan 2025.

Merujuk data BEI, IHSG pada perdagangan Kamis hari ini (2/1/2025) per pukul 09.06 WIB terpantau menguat 0,34% ke posisi 7100,53. Pada awal perdagangan bahkan sempat menanjak lebih tinggi ke 7128,81.

Menghijau-nya IHSG tampak-nya menjadi reaksi positif pelaku pasar terhadap harapan pemulihan daya beli setelah pemerintah membatalkan kenaikan tarif PPN menjadi 12%.

Pemerintah akhirnya mengumumkan penetapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% hanya untuk barang mewah dan untuk barang sehari-hari yang menjadi kebutuhan masyarakat umum dipastikan tidak terdampak PPN 12%.

Kategori barang mewah yang dimaksud tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 15 tahun 2023. Selain dari item-item yang tercantum dalam PMK nomor 15 tahun 2025, PPN yang berlaku tetap 11% mengacu pada penetapan sejak 2021.

Rincian mengenai jenis barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2020 (Perubahan Perpres 71 Taun 2015) tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting.

Sebagian besar jenis barang Bapokting telah diberikan fasilitas PPN, perlu perluasan fasilitas untuk yang masih terutang PPN.

Di sisi lain, pelaku pasar domestik tampak berhati-hati menjelang data ekonomi awal tahun, yang dapat memberikan sinyal lebih jelas tentang arah kebijakan moneter di 2025.

Pada hari pertama perdagangan, akan rilis data laju Indeks Harga Konsumen (IHK)atau inflasi dan PMI manufaktur. Kedua indikator makro tersebut erat dengan daya beli masyarakat, sehingga informasi inflasi dan aktivitas manufaktur berpotensi menjadi penggerak pasar, serta reaksi pasar terhadap batalnya kenaikan tarif PPN 12%.

Adapun, CNBC Indonesia menghimpun konsensus dari 13 institusi dalam memperkirakan IHK pada periode Desember 2024. Hasilnya, IHK diproyeksi akan naik atau mengalami inflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,47%. Sementara secara tahunan (year on year/yoy), inflasi diproyeksi akan menembus 1,61%.

Konsensus CNBC Indonesia juga memperkirakan inflasi inti pada Desember 2024 akan berada di 2,29% (yoy), merangkak dibandingkan November (2,26%).

Sebagai pembanding, inflasi pada periode November 2024 tercatat 0,30% (mtm) dan secara tahunan mencapai 1,55%. Sehingga, jika inflasi bulanan menembus 0,47% seperti dalam konsensus, itu akan menjadi inflasi (mtm) tertinggi sejak Maret 2024 atau sembilan bulan terakhir.

Indonesia menghitung inflasi Desember (yoy) sebagai inflasi sepanjang tahun. Artinya, inflasi tahunan yang tercatat pada Desember juga menjadi inflasi pada tahun berjalan.

Jika inflasi (yoy) pada Desember 2024 mencapai 1,61% seperti dengan konsensus, inflasi sepanjang 2024 juga hanya akan menyentuh 1,61%. Artinya, angka itu akan menjadi yang terendah dalam sejarah Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article IHSG Kebakaran, Ditutup Ambruk 3,4% & Nyaris Tinggalkan Level 7.000

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|