Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung menguat terbatas pada perdagangan sesi I Kamis (9/1/2025), di mana pergerakannya cenderung dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari hasil risalah the bank sentral Amerika Serikat (AS) yang rilis pada dini hari tadi waktu Indonesia.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka naik tipis 0,07% ke posisi 7.085,3. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung meningkat menjadi 0,12% ke 7.089,12. IHSG masih berada di level psikologis 7.000.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 505 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar dan ditransaksikan sebanyak 92.947 kali.
Pergerakan IHSG hari ini cenderung dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari hasil risalah the bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam Federal Open Market Committee (FOMC) minutes yang rilis pada dini hari tadi waktu Indonesia.
Hasil FOMC Minutes The Fed tampak semakin mengkonfirmasi terhadap isyarat perlambatan laju cut rate pada tahun ini.
Mengutip dari risalah the Fed dini hari tadi ""Pejabat Federal Reserve pada pertemuan bulan Desember mereka menyatakan kekhawatiran tentang inflasi dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, yang mengindikasikan bahwa mereka akan bergerak lebih lambat dalam pemangkasan suku bunga karena ketidakpastian"
Tanpa menyebut nama Trump, ringkasan pertemuan tersebut menampilkan setidaknya empat penyebutan tentang dampak perubahan dalam kebijakan imigrasi dan perdagangan terhadap ekonomi AS.
Sejak kemenangan Trump dalam pemilihan umum November, Ia telah mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif yang agresif dan menghukum terhadap Tiongkok, Meksiko, dan Kanada serta mitra dagang AS lainnya.
Selain itu, ia bermaksud untuk melakukan lebih banyak deregulasi dan deportasi massal.
Namun, sejauh mana tindakan Trump dan khususnya bagaimana tindakan tersebut akan diarahkan menciptakan serangkaian ambiguitas tentang apa yang akan terjadi, yang menurut anggota Komite Pasar Terbuka Federal akan memerlukan kehati-hatian.
"Hampir semua peserta menilai bahwa risiko kenaikan terhadap prospek inflasi telah meningkat," ungkap risalah tersebut.
Menurut perangkat CME Fedwatch Tool semakin menunjukkan dominasi dari probabilitas suku bunga the Fed akan ditahan pada pertemuan bulan ini. Peluangnya sudah mencapai lebih dari 95%.
Beralih ke dalam negeri, meskipun masih minim katalis, pada hari ini akan ada rilis laporan survei konsumen oleh Bank Indonesia (BI) untuk periode Desember 2024.
Dalam laporan tersebut, menarik untuk diperharikan data terkait Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk periode Desember 2024. Data ini akan menjadi gambaran bagaimana daya beli masyarakat akhir tahun lalu, mengingat ada momen Natal dan Tahun Baru, ditambah libur panjang yang biasanya memiliki efek meningkatkan konsumsi secara seasonality.
Sebagai catatan, IKK pada November 2024 lalu tumbuh ke posisi 125,9 yang merupakan level tertinggi sejak April 2024.
Nilai IKK yang masih tetap terjaga di atas level 100 menunjukkan sikap konsumen yang masih optimis terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Jika IKK pada Desember 2024 bisa tumbuh di atas itu, setidaknya ini bisa menjadi sentimen positif ditengah tekanan dari eksternal saat ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: