Jakarta, CNBC Indonesia - Israel kembali melancarkan serangan udara di dekat kota pelabuhan Tartus, Suriah, dalam sebuah aksi militer yang semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut. Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan ini menyasar lokasi militer yang sebelumnya menjadi tempat penyimpanan senjata rezim Suriah yang telah terguling.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel mengonfirmasi bahwa pasukannya "menyerang sebuah lokasi militer di mana senjata milik rezim Suriah sebelumnya disimpan di wilayah Qardaha", sebuah kota yang berjarak sekitar 60 km sebelah utara pelabuhan Tartus dan merupakan kampung halaman mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang terguling dalam serangan oposisi Desember lalu.
Sementara itu, kantor berita Suriah SANA, dikutip Rabu (5/3/2025), melaporkan bahwa "serangan udara dilakukan oleh pesawat tempur Israel di sekitar kota Tartous, tanpa adanya korban jiwa yang tercatat sejauh ini". Ditambahkan pula bahwa "tim pertahanan sipil dan unit khusus sedang bekerja untuk memastikan lokasi pasti dari target yang diserang".
Sejak oposisi menggulingkan Bashar al-Assad dalam serangan kilat pada Desember lalu, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap aset militer Suriah. Israel mengeklaim bahwa langkah ini dilakukan untuk mencegah senjata dan perlengkapan militer jatuh ke tangan kelompok-kelompok yang dianggap bermusuhan dengan Tel Aviv.
Pekan lalu, tentara Israel melancarkan serangan udara ke situs-situs militer di selatan Suriah yang berisi persenjataan. Aksi ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan demiliterisasi wilayah tersebut.
Lebih lanjut, Israel telah mengerahkan pasukannya ke zona demiliterisasi yang diawasi oleh PBB di dalam wilayah Suriah, sebuah langkah yang melanggar perjanjian pelepasan disengagement 1974 antara kedua negara. Selain itu, pasukan Israel juga telah mengambil alih beberapa wilayah di luar zona buffer, termasuk Gunung Hermon, serta secara berkala melakukan serangan udara terhadap instalasi militer Suriah.
Adapun tindakan militer Israel di Suriah telah memicu kecaman internasional. Dalam konferensi dialog nasional Suriah yang berlangsung pekan lalu, para peserta menegaskan penolakan mereka terhadap pernyataan "provokatif" yang disampaikan Netanyahu dan mendesak komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghentikan segala bentuk "agresi dan pelanggaran" terhadap kedaulatan Suriah.
Konferensi tersebut juga mengecam upaya Israel untuk memanfaatkan ketegangan sektarian dengan mengisyaratkan kesediaannya melindungi komunitas minoritas Druze di Suriah selatan. Banyak anggota komunitas Druze yang tinggal di wilayah tersebut menolak intervensi Israel dan menganggapnya sebagai bentuk campur tangan yang bertujuan untuk memperkeruh situasi.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Serang Gudang Senjata Rezim Assad di Tartous Suriah
Next Article Assad Tumbang di Suriah, Netanyahu Curi Kesempatan Rebut Wilayah Ini