Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul memastikan pasokan elpiji 3 kilogram tetap aman dengan mengajukan tambahan kuota 43.280 tabung ke Pertamina.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul, Prapta Nugraha, menyatakan bahwa sejauh ini ketersediaan elpiji di tingkat masyarakat masih terkendali. Ia memastikan belum ada kendala distribusi yang berarti di lapangan.
“Kalau saat ini ketersediaan pasokan elpiji masih tergolong aman dan kondusif,” ujar Prapta, Senin (29/12/2025).
Prapta menjelaskan, distribusi gas melon tersebut terus berjalan normal melalui 27 agen dan 2.163 pangkalan yang tersebar di seluruh wilayah Bantul. Berdasarkan data dinas, penyaluran elpiji reguler selama bulan Desember telah mencapai 1.174.840 tabung.
Selain memantau pasokan gas, DKUKMPP Bantul juga gencar melakukan pengawasan di pasar tradisional. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok penting (bapokting) tetap stabil bagi warga Bantul.
“Kami juga telah melakukan pantauan rutin di pasar-pasar terkait dengan stok kebutuhan pokok,” imbuhnya.
Hasil pemantauan menunjukkan stok pangan di pasar tradisional dalam kondisi aman. Meski demikian, pihak dinas mencatat adanya pergerakan harga yang tidak menentu pada beberapa komoditas tertentu.
“Berdasarkan pantauan di lapangan, kondisi stok di pasar tergolong aman, dengan harga sejumlah komoditas yang dinilai cenderung fluktuatif,” jelas Prapta.
Salah satu komoditas yang sempat menjadi perhatian adalah cabai. Sempat mengalami lonjakan harga yang signifikan, kini tren harga cabai di Bantul dilaporkan mulai mengalami penurunan.
“Tapi, untuk harga jual cabai sebelumnya sempat naik sekarang menurun,” pungkasnya.
DKUKMPP Bantul berkomitmen untuk terus memantau pasokan elpiji dan harga kebutuhan pokok hingga masa libur pergantian tahun usai guna menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
