Jakarta, CNBC Indonesia - Turunnya indeks harga-harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat di dalam negeri atau deflasi sudah muncul pada Januari 2025. Kondisi ini pun langsung menarik perhatian pemerintah dengan menyiapkan kebijakan stimulus untuk mendorong konsumsi masyarakat.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) indeks harga konsumen atau IHK pada Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,76% secara bulanan. Padahal, pada Desember 2024, inflasi masih terjadi sebesar 0,44%, dan pada Januari 2024 juga yang terjadi ialah inflasi 0,04%.
BPS juga mencatat, kondisi deflasi pada Januari 2025 yang sebesar 0,76% ini merupakan terendah sejak Januari 2000.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, untuk merespons kondisi tersebut, pemerintah akan menggelontorkan sejumlah stimulus. Bahkan pada saat momentum musiman pendongkrak konsumsi pada saat Hari Raya Keagamaan seperti puasa dan Idul Fitri yang kemungkinan jatuh pada Maret 2025.
"Ya nanti tentu kalau puasa kita berikan... dari Kemenkeu akan ada stimulus," kata Airlangga di kantornya, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Saat rapat tingkat tinggi atau high level meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat pada 29 Januari 2025, Airlangga juga telah mengungkapkan pemerintah akan menggelontorkan sejumlah stimulus untuk mendorong ekonomi pada periode awal tahun ini. Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yang 53% ditopang konsumsi masyarakat.
"Agar momentum pertumbuhan terus dijaga, pemerintah mendorong stimulus di hari lebaran ini dengan program yang dilanjutkan dari program Nataru yang lalu," kata Airlangga seusai High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Pusat (HLM TPIP) 2024.
Stimulus itu di antaranya diskon tiket pesawat, penyelenggaraan kembali Harbolnas 2025, program EPIC Sales 2025, program diskon Belanja di Indonesia Aja (BINA), diskon tarif tol, hingga program stabilisasi harga pangan.
Sebagaimana diketahui, saat momentum liburan Nataru, program belanja murah akhir tahun 2024 digelar pemerintah, baik melalui platform online maupun offline.
Kemenko Perekonomian pun mencatat program belanja murah tersebut disambut baik dengan animo tinggi masyarakat dan berhasil membukukan transaksi uang mencapai Rp71,5 triliun.
Nilai tersebut merupakan akumulasi dari total transaksi Program Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Program Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan Program Every Purchase is Cheap (EPIC) Sale 2024.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Diskon Tarif Lisrik 50% Sebabkan Deflasi di Januari 2025
Next Article RI Deflasi Beruntun 5 Bulan, Mirip Situasi Mengerikan 1998