Kapolda Jatim: Dugaan Kelalaian Ambruknya Ponpes Al-Khoziny akan Diselidiki Setelah Evakuasi Korban

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Proses evakuasi korban yang tertimpa materian bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih berlangsung. Namun, Polda Jatim sudah membawa sejumlah barang bukti sebagai langkah awal penyelidikan peristiwa yang diduga ada kelalaian sehingga menyebabkan puluhan korban jiwa meninggal dunia.

Mushola Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin, 29 September 2025. Proses evakuasi pun cukup kompleks di lapangan, hingga pada Senin (6/10/2025) masih sekitar 13 orang yang diduga masih berada di bawah reruntuhan bangunan tersebut.

Kapolda Jatim, Inspektur Jenderal Nanang Avianto, menyampaikan penyelidikan atas dugaan kelalaian akan dilakukan setelah proses evakuasi rampung. Ia menyebut langkah hukum akan tetap ditempuh jika ditemukan unsur pidana dalam peristiwa tersebut.

"Indikasi awal penyebab runtuh akan dijelaskan oleh tenaga ahli agar valid secara ilmiah. Jadi, sabar dulu, kita selesaikan evakuasi korban," kata Nanang dalam keterangannya, Senin (6/10/2025).

Penyelidikan teknis akan dilakukan secara menyeluruh bersama tim ahli, termasuk dari kalangan akademisi dan Kementerian PUPR. Seiring dengan perkembangan penyelidikan, Tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur juga telah membawa sejumlah benda dari lokasi kejadian sebagai barang bukti.

Beberapa potongan balok dan besi dari reruntuhan mushala di kompleks asrama putra Ponpes Al Khoziny tampak diangkut oleh petugas, kemarin. Benda-benda tersebut kini telah diamankan di Mapolda Jatim sebagai bagian dari proses penyelidikan penyebab ambruknya bangunan.

Dugaan tindak pidana dalam insiden ini juga mulai menguat setelah beredarnya surat dari Direktorat Reserse  Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Timur, tertanggal 2 Oktober 2025. Dalam surat tersebut disebutkan bahwa penyidik tengah mendalami dugaan tindak pidana menghilangkan nyawa orang lain serta ketidaksesuaian bangunan gedung.

"Kesimpulan mengenai dugaan kelalaian konstruksi hanya bisa dilakukan oleh ahli," kata Nanang.

"Ini kan harus dilihat dulu semuanya dari awal. Dari proses yang jatuh ini sudah kita file-kan, kita film-kan. Kita ambil dokumentasinya dan ini kan harus sampai keseluruhan, menyeluruh dan kami juga ada panduan dari teman-teman ahli bidang konstruksi. Jadi ini ada tahapannya dan harus sampai selesai dievakuasi sampai di bawah. Karena kan kita harus tahu konsep membangun itu kan tidak ujuk-ujuk dari atas. Semua ada dari bawah dulu. Nah inilah yang harus kita lihat nanti. Tapi yang jelas tetap nanti akan melakukan kegiatan proses. Tapi yang utama sekarang ini adalah masalah kemanusiaannya dulu," ujarnya.

Penyelidikan Masih Dilakukan Bertahap

Nanang menjelaskan bahwa penyelidikan memerlukan waktu karena harus menunggu selesainya proses evakuasi. Apalagi, jenis keruntuhan bangunan yang terjadi adalah “pancake collapse”, di mana setiap lantai bangunan runtuh secara vertikal dan menimpa lantai di bawahnya. Struktur ini menyulitkan proses pencarian dan penyelamatan korban.

"Yang utama sekarang adalah sisi kemanusiaannya. Semua pihak kami libatkan agar pencarian ini bisa diselesaikan secara menyeluruh dan aman. Mohon bersabar, kita doakan bersama agar semua korban segera ditemukan," kata dia.

Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya unsur kriminal, termasuk dugaan bahwa santri dilibatkan dalam pembangunan atau renovasi bangunan, Nanang tidak memberikan jawaban pasti. Ia menyebut hal itu masih berupa rumor.

"Nanti kan kita cek dulu. Itu kan baru suara-suara," ujarnya.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|