Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato di sidang ke-80 Majelis Umum PBB, Selasa, 23 September 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ekonom senior Aviliani menilai kehadiran dan pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menarik investasi global sekaligus mengerek pertumbuhan ekonomi domestik.
Menurut Aviliani, kehadiran Prabowo di forum dunia menempatkan Indonesia dalam posisi strategis. “Pak Prabowo sekarang di mata dunia sangat diperhitungkan. Jadi, sebenarnya ini momentum baik. Kalau orang sudah dipercaya, mau minta apa saja pasti bisa,” ujarnya di Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Namun, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kadin Indonesia itu mengingatkan bahwa peluang diplomasi perlu diimbangi dengan kesiapan domestik. Ia menyoroti birokrasi dan perizinan berusaha yang masih berbelit sebagai hambatan utama.
“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika investor masuk ke Indonesia, banyak persoalan yang akhirnya membuat mereka tidak jadi. Birokrasi ini menjadi masalah dari tahun ke tahun,” katanya.
Aviliani juga menekankan pentingnya faktor demografi dalam mendorong pertumbuhan. Negara dengan populasi produktif tinggi dinilai lebih mampu menjaga konsumsi dan investasi. Ia mencontohkan, negara berkembang cenderung tumbuh 4–5 persen, sementara negara maju stagnan di kisaran 2–3 persen akibat populasi menua.
“Tidak ada orang yang mau berinvestasi ketika konsumsi turun. Nah, sekarang tinggal bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah itu bisa membuat investor tertarik masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, Prabowo memaparkan bagaimana Indonesia terus berkomitmen untuk mencapai target sustainable development goals seperti mengentaskan kemiskinan. Hal ini dicapai, menurut Presiden, dengan langkah-langkah pemerintah dalam meningkatkan produksi beras, yang memang ditargetkan swasembada beras.
Presiden bahkan menekankan Indonesia akan mengekspor atau membantu memberikan beras ke warga Palestina. Presiden mengatakan Indonesia terus mengembangkan sistem pangan mandiri, ramah terhadap lingkungan, dan keinginan menjadi lumbung pangan dunia.
sumber : Antara