Pekerja menata kardus berisi minyak goreng MinyaKita di salah satu mitra pengemasan MinyaKita di Cakung, Jakarta , Rabu (12/5/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut evaluasi terkait harga dan distribusi minyak goreng rakyat atau MinyaKita masih terus dilakukan, bahkan melibatkan kajian dari perguruan tinggi.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, mengatakan pemerintah tidak berhenti melakukan pembahasan terkait harga MinyaKita yang belum turun.
"Sedang kita review, karena kita juga sedang menggunakan apa namanya, kajian dari IPB dan Unpad (Universitas Padjadjaran). Jadi kita berlandaskan kajian itu. Kita melakukan revisi Pemerintah Menteri Nomor 18 Tahun 2024," ujar Iqbal di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Iqbal menyatakan revisi aturan minyak goreng rakyat tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Menurutnya, perlu kajian mendalam untuk menentukan perubahan yang diperlukan, baik terkait harga eceran tertinggi (HET) maupun pola distribusinya.
"Saya sih maunya secepat mungkin ya, tapi kan kita nggak bisa buru-buru. Kalau misalnya kajiannya nggak ada, kan nanti angkanya ngambil dari langit. Saya juga yang kena nanti," katanya.
Terkait harga MinyaKita saat ini, Iqbal menyampaikan harga rata-rata nasional masih berada di Rp 16.700 per liter atau berada di atas HET yang ditetapkan sebesar Rp 15.700 per liter. Namun, terdapat dua provinsi yang konsisten berada pada HET, yaitu Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
"Yang sesuai HET di dua provinsi ini konsisten nih sampai sekarang tetap Rp 15.700 per liter, itu tercapai di provinsi itu. Yang lain tuh ada yang Rp 16.000 per liter, ada yang Rp 15.000 sekian gitu. Jadinya itu yang kita evaluasi," katanya.
sumber : Antara