Kemenkes Soroti Sanitasi Usai 5 Anak di Riau Meninggal Akibat Flu Babi

1 hour ago 1

Kemenkes Soroti Sanitasi Usai 5 Anak di Riau Meninggal Akibat Flu Babi Ilustrasi. - Freepik

Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan meminta masyarakat meningkatkan kebersihan lingkungan menyusul meninggalnya lima anak akibat infeksi flu babi di Dusun Datai, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Sumarjaya, menyampaikan di Jakarta, Senin, bahwa lonjakan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah pedalaman tersebut menyingkap persoalan serius mulai dari sanitasi, status gizi, hingga ketersediaan layanan kesehatan.

Hingga 23 November 2025, total 224 warga mengalami gangguan pernapasan. Seluruh pasien kini telah membaik, namun lima anak dinyatakan meninggal dunia akibat kombinasi infeksi Influenza A/H1pdm09 (flu babi) dan Haemophilus influenzae.

“Dusun Datai tidak memiliki MCK, tidak ada tempat pembuangan sampah, ventilasi rumah buruk, dan aktivitas memasak memakai kayu dilakukan di ruangan yang sama dengan tempat tidur,” ujar Sumarjaya.

Kondisi tersebut, kata dia, membuat penularan ISPA sangat mudah terjadi, terutama pada anak-anak yang memiliki imunitas rendah. Hasil penyelidikan epidemiologi juga menemukan banyak warga mengalami gizi kurang serta cakupan imunisasi dasar yang rendah.

Selain flu babi dan Haemophilus influenzae, sampel laboratorium mengidentifikasi adanya pertusis, adenovirus, dan bocavirus. Temuan multipatogen itu mempertegas faktor kerentanan warga terhadap penyakit pernapasan.

Tindak Lanjut Pemerintah

Untuk merespons kondisi tersebut, Kemenkes bersama pemerintah daerah melakukan sejumlah langkah darurat, mulai dari pengobatan massal, intervensi gizi, hingga pemberian makanan tambahan (PMT), vitamin, dan pemantauan kesehatan bagi balita serta ibu hamil.

Edukasi mengenai etika batuk, penggunaan masker, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga diperluas. Tim kesehatan turut mengambil sampel tambahan guna memastikan tidak ada patogen lain yang beredar.

Pada tahap jangka panjang, pemerintah mulai menyusun perbaikan lingkungan di Dusun Datai dan tujuh dusun terisolir lainnya, meliputi pembuatan tempat pembuangan sampah, kerja bakti pembersihan area rawan nyamuk, hingga pemisahan area memasak dan area tidur di rumah warga.

“Kami ingin memutus siklus kerentanan ini. Intervensi lingkungan dan gizi adalah kunci agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Sumarjaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|